Bank Dunia, Harga Beras di Indonesia 20 Persen Lebih Mahal Dari Harga di Pasar Global
Tanggal: 21 Sep 2024 18:26 wib.
Bank Dunia baru-baru ini mengungkapkan bahwa harga beras di Indonesia, negara dengan salah satu konsumsi beras terbesar di dunia, 20 persen lebih mahal daripada harga beras di pasar global. Hal ini menjadi perhatian serius, karena menimbulkan dampak langsung bagi konsumen di Indonesia, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Menurut Bank Dunia, saat ini harga beras dalam negeri konsisten tertinggi di kawasan ASEAN. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk, mengungkapkan bahwa hal ini merupakan isu penting yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut dari pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait. tingginya harga beras ini terjadi karena beberapa hal, seperti kebijakan pemerintah terkait pembatasan impor dan kenaikan biaya produksi hingga pengetatan tata niaga melalui non tarif.
Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia memang mengalami lonjakan harga beras yang signifikan. Faktor-faktor seperti fluktuasi pasar global, kebijakan distribusi, dan infrastruktur yang belum merata menjadi faktor utama yang berkontribusi pada tingginya harga beras di Indonesia.
Sebagai salah satu negara agraris yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian, Indonesia seharusnya mampu memproduksi beras dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, realitas yang terjadi saat ini justru menunjukkan sebaliknya.
Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengendalikan harga beras melalui berbagai kebijakan, seperti impor beras untuk menjaga ketersediaan stok dan menekan harga di pasar domestik. Namun, tantangan dalam menghadapi fluktuasi harga beras tetap menjadi perhatian utama. Belum lagi adanya perbedaan harga beras antara wilayah perkotaan dan pedesaan yang semakin memperburuk akses masyarakat terhadap beras.
Kendala infrastruktur juga turut memengaruhi distribusi beras dari produsen ke konsumen. Di beberapa daerah, akses terhadap beras masih terbatas akibat infrastruktur jalan yang rusak dan kurangnya sarana transportasi yang memadai. Hal ini dapat memicu kesenjangan harga antara daerah produsen dengan daerah konsumen, mendorong harga beras semakin melonjak.
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, produsen, pedagang, dan masyarakat untuk mewujudkan stabilitas harga beras yang lebih terjangkau. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah peningkatan infrastruktur distribusi, penguatan sistem pertanian, serta pelaksanaan kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani.
Peran Bank Dunia sebagai mitra pembangunan Indonesia juga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung upaya pemerintah dalam menghadapi permasalahan harga beras. Dengan upaya bersama, diharapkan harga beras di Indonesia dapat lebih terkontrol sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, terutama bagi yang berpenghasilan rendah.
Dengan berbagai permasalahan harga beras yang masih dihadapi, Bank Dunia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam mencari solusi yang terbaik untuk mengatasi tingginya harga beras di Indonesia. Upaya bersama memang diperlukan untuk mewujudkan harga beras yang lebih terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai negara dengan ketergantungan sangat tinggi terhadap beras sebagai bahan pokok, langkah-langkah yang efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan harga beras sangat penting untuk menjaga stabilitas pangan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Upaya konkret dan kolaboratif menjadi kunci utama untuk menciptakan perubahan yang positif dalam menghadapi permasalahan harga beras di Tanah Air.