Sumber foto: Unsplash

Asing Memiliki Minat Kembali pada Pasar Saham Indonesia, Simak Dikoleksi Sepekan Terakhir yang Menarik

Tanggal: 8 Jul 2024 20:09 wib.
Investor asing terpantau mulai kembali melirik pasar saham Indonesia pada pekan ini. Kondisi membaiknya pasar keuangan RI menjadi salah satu alasan utama di balik minat asing untuk berinvestasi di Indonesia.

Data pasar menunjukkan bahwa sepanjang pekan ini, asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 341,74 miliar. Rinciannya adalah sebesar Rp 4 triliun di pasar reguler, sementara di pasar tunai dan negosiasi, asing masih mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 3,44 triliun.

Dalam rentang waktu tahun ini, data pasar juga mengungkapkan bahwa asing masih mencatatkan net sell senilai Rp 5,63 triliun di seluruh pasar. Terdapat rincian bahwa net sell sebesar Rp 16,24 triliun terjadi di pasar reguler, sementara net buy mencapai Rp 10,61 triliun di pasar tunai dan negosiasi.

Bank Indonesia juga menyampaikan data transaksi 1-4 Juli 2024, yang mengindikasikan bahwa asing mencatatkan beli neto sebesar Rp 8,34 triliun. Rinciannya adalah beli neto sebesar Rp 2,08 triliun di pasar saham, beli neto senilai Rp 8,15 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan jual neto senilai Rp 1,89 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Selain itu, data setelmen hingga 4 Juli 2024 menunjukkan bahwa asing jual neto senilai Rp 32,58 triliun di pasar SBN, jual neto sebesar Rp 9,06 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 139,79 triliun di SRBI.

Dapat diamati bahwa asing mayoritas mengoleksi saham perbankan raksasa dalam rentang pekan ini. Tercatat bahwa empat saham bank raksasa menjadi incaran asing, dengan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak dikoleksi, mencapai Rp 1,3 triliun selama pekan tersebut.

Kehadiran kembali investor asing di pasar saham Indonesia memberi dampak positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang kembali menunjukkan kenaikan. Dalam sepekan ini, IHSG berhasil menguat hingga 2,69% dan hanya mengalami koreksi pada satu hari perdagangan. Terdapat indikasi positif bahwa sentimen pasar, baik dari dalam negeri maupun global, mendorong bangkitnya IHSG. Misalnya, data ekonomi domestik bulan Juni menunjukkan adanya katalis penting, termasuk tingkat inflasi yang terkendali dan kenaikan cadangan devisa.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode Juni 2024 kembali mengalami deflasi sebesar 0,08% secara bulanan (mtm), dengan tingkat inflasi tahunan (yoy) mencapai 2,51%. Sementara itu, Konsensus pasar memperkirakan inflasi Juni 2024 sebesar 0,07% (mtm) dan 2,74% (yoy). Data dari Bank Indonesia juga menunjukkan kenaikan cadangan devisa sebesar US$ 1,2 miliar pada periode Juni 2024, menjadi US$ 140,2 miliar. Hal ini dipandang positif oleh pasar karena dapat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Dari sisi global, prospek pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) cenderung semakin positif. Data dari FedWatch mengindikasikan bahwa pasar makin optimis bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya. 

Dengan berbagai data dan perkembangan tersebut, minat investor asing kembali pada pasar saham Indonesia memberikan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia. Kehadiran asing ini turut mendorong IHSG dan mengindikasikan bahwa pasar keuangan Indonesia semakin menarik bagi investor. Diperlukan pengawasan yang ketat dan strategi yang cerdas untuk mempertahankan kestabilan pasar saham serta memastikan dampak positif dari minat investor asing dapat berlanjut kedepannya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved