Argentina Masuk ke Jurang Resesi: Dampak Kontraksi Ekonomi yang Meresahkan
Tanggal: 25 Jun 2024 21:50 wib.
Argentina, salah satu negara di Amerika Selatan, kembali masuk ke jurang resesi setelah ekonominya terus mengalami kontraksi. Hal ini menambah daftar panjang negara-negara yang tengah berjuang dalam menghadapi resesi ekonomi saat ini. Dalam beberapa kuartal terakhir, ekonomi Argentina terus menunjukkan penurunan yang signifikan, yang menunjukkan situasi yang memprihatinkan.
Menurut data resmi, ekonomi Argentina mengalami kontraksi sebesar 5,1% pada kuartal I-2024 jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quartal to quartal/qtq). Bahkan, kondisi sebelumnya juga tidak jauh lebih baik, dengan terkontraksinya ekonomi Argentina sebesar 1,9% pada kuartal IV-2023 (qtq).
Dari sisi tahunan, data yang dirilis menunjukkan bahwa ekonomi Argentina mengalami kontraksi sebesar 5,1% pada kuartal I-2024, dan sebesar 1,2% pada kuartal IV-2023 (year on year/yoy). Dengan demikian, kondisi ekonomi Argentina telah terkontraksi selama empat kuartal beruntun (yoy), menimbulkan kekhawatiran yang serius.
Untuk diketahui, resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami kontraksi selama dua kuartal beruntun. Dalam konteks Argentina, kondisi ini telah menjadikan negara tersebut larut dalam penderitaan ekonomi yang terus berkepanjangan.
Resesi yang melanda Argentina ini terjadi menyusul adanya ketegangan ekonomi yang semakin memburuk setelah Kongres menyetujui paket reformasi ekonomi yang diajukan oleh Presiden Javier Milei. Presiden yang menjabat sejak Desember 2023 tersebut mencoba melakukan langkah-langkah radikal untuk memperbaiki kondisi ekonomi negara.
Tindakan reformasi ekonomi tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan warga. Di antara kebijakan kontroversial yang diusung adalah deklarasi keadaan darurat ekonomi selama setahun dan wewenang untuk membubarkan lembaga federal serta memprivatisasi sejumlah perusahaan publik, termasuk maskapai penerbangan milik negara, Aerolineas Argentina.
Selain itu, paket reformasi tersebut juga mencakup pengurangan akses terhadap tunjangan pensiun bagi warga yang sudah minim, serta langkah-langkah yang melemahkan perlindungan terhadap tenaga kerja. Seluruh kebijakan ini memunculkan kekhawatiran dan kecaman dari berbagai pihak di dalam maupun luar Argentina.
Upaya Milei dalam melakukan reformasi ekonomi ternyata juga memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari masyarakat Argentina. Penghapusan subsidi bahan bakar dan transportasi, pengurangan lapangan pekerjaan publik, serta penangguhan kontrak-kontrak pekerjaan umum membawa dampak langsung terhadap daya beli masyarakat Argentina.
Selain itu, permasalahan ekonomi di Argentina juga terbukti sudah berlangsung cukup lama, dengan defisit fiskal yang menjadi masalah kronis dalam perekonomian negara tersebut. Tingkat inflasi yang tinggi juga menjadi kendala serius, di mana inflasi rata-rata Argentina dari tahun 1944 hingga 2023 mencapai angka 190%. Tak hanya itu, Argentina juga telah gagal membayar utang negara sebanyak sembilan kali, dengan tiga di antaranya terjadi dalam dua dekade terakhir. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya persoalan ekonomi yang dihadapi Argentina dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam dekade terakhir, nilai pendapatan per kapita Argentina juga mengalami penurunan sebesar 10,4%, yang menunjukkan situasi yang semakin memprihatinkan di tengah berbagai usaha keras yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi ekonomi negara.
Salah satu dampak dari situasi ekonomi yang sulit adalah tingkat suku bunga yang sangat tinggi di pasar kredit internasional. Hal ini disebabkan oleh sejarah default serta restrukturisasi negara yang menyebabkan kurangnya kepercayaan dari para investor terhadap Argentina. Oleh karena itu, negara ini terus berjuang untuk mendapatkan pinjaman dengan tingkat suku bunga yang wajar serta untuk mengelola utang negara yang sudah membengkak.
Meskipun begitu, dalam beberapa bulan terakhir, terlihat adanya beberapa tanda positif. Data resmi menunjukkan bahwa inflasi bulanan Argentina turun menjadi 4,2% pada Mei 2024, yang merupakan pencapaian terendah dalam dua tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa upaya penghematan dan langkah-langkah reformasi ekonomi yang diambil oleh pemerintah mulai menunjukkan hasil yang positif.
Selain itu, pemerintah juga melakukan penyesuaian suku bunga, yang telah diturunkan menjadi 40% dari sebelumnya berada di level 50%. Adanya penurunan inflasi bulanan dan penyesuaian suku bunga ini memberikan sedikit harapan bagi masyarakat Argentina bahwa kondisi ekonomi negara bisa segera pulih dari resesi yang sedang dihadapi.
Namun, tantangan besar masih menanti Argentina dalam menghadapi resesi ekonomi ini. Selain itu, negara ini juga harus mampu menangani berbagai tekanan dari pasar internasional yang terkait dengan nilai tukar dan utang negara yang sudah sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai stakeholders terkait untuk bersama-sama mencari solusi yang tepat dalam menghadapi resesi ekonomi yang sedang dihadapi. Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah, baik dari sisi kebijakan maupun implementasi, juga akan menjadi kunci penting dalam membawa Argentina keluar dari jurang resesi dan menuju pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
Negara
2024
2023
2023 (Q3)
Penyebab
Estonia
-0.5
-0.6
-
Ekspor dan investasi anjlok
Latvia
-0.9
-0.4
-
Sektor manufaktur ambruk
Peru
-0.1
-0.36
-
Banjir bandang memicu epidemi, investasi swasta jeblok
Ekuador
-2.42
-1.33
-
Pendapatan negara jatuh karena harga minyak ambruk, Negara dikuasai gangster
Lesotho
-1.18
-0.04
-
Tingginya pengangguran dan Impor
Argentina
-2.6
-1.89
-
Krisis politik & ekonomi, inflasi melambung dan suku bunga melesat