Sumber foto: Google

APBN April 2025 Catat Surplus Rp 4,3 Triliun, Pendapatan Negara Melaju Lebih Cepat dari Belanja

Tanggal: 24 Mei 2025 22:54 wib.
Tampang.com | Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menunjukkan perbaikan signifikan pada April 2025 dengan mencatat surplus sebesar Rp 4,3 triliun, atau sekitar 0,02 persen dari produk domestik bruto (PDB). Ini menjadi momentum kebangkitan setelah tiga bulan pertama tahun ini APBN terus mengalami defisit.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa surplus tersebut terutama didorong oleh percepatan realisasi pendapatan negara yang melampaui pertumbuhan belanja negara. Hingga akhir April, pendapatan negara tercatat Rp 810,5 triliun atau sekitar 27 persen dari target tahunan, sementara belanja negara baru terealisasi Rp 806,2 triliun, atau 22,3 persen dari pagu anggaran.

Meski pendapatan negara secara tahunan mengalami penurunan 12,4 persen dibandingkan April tahun lalu, kondisi ini disebabkan oleh koreksi penerimaan pajak dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Penerimaan pajak turun 10,8 persen menjadi Rp 557,1 triliun, namun penerimaan bea dan cukai justru mencatat pertumbuhan 4,4 persen menjadi Rp 100 triliun. Sementara PNBP menurun 24,7 persen menjadi Rp 153,3 triliun.

Di sisi belanja, realisasi anggaran juga melambat dengan penurunan sebesar 5,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Belanja pemerintah pusat turun 7,6 persen menjadi Rp 546,8 triliun, sementara transfer ke daerah naik tipis 0,7 persen menjadi Rp 259,4 triliun. Turunnya belanja pusat didorong oleh penurunan signifikan belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) sebesar 16,6 persen.

Sri Mulyani menegaskan bahwa kondisi ini menggambarkan kemampuan APBN untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi nasional, dengan menjadi instrumen yang responsif dan adaptif di tengah tantangan global. APBN juga berperan sebagai peredam guncangan ekonomi sekaligus melindungi masyarakat dan menopang kegiatan dunia usaha.

Selain surplus anggaran, keseimbangan primer APBN juga positif sebesar Rp 173,9 triliun, yang berarti pendapatan negara masih mampu menutupi belanja di luar pembayaran bunga utang. Posisi kas negara pun tetap kuat dengan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) mencapai Rp 283,6 triliun.

“Setelah mengalami defisit pada kuartal pertama, kini APBN menunjukkan arah positif yang memperkuat peranannya dalam mendukung prioritas pembangunan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved