Antam Genjot Produksi dan Penjualan Emas, Optimalkan Momentum Harga Tinggi
Tanggal: 10 Mei 2025 13:40 wib.
Tampang.com — PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam terus memperkuat strategi bisnisnya di tengah tren kenaikan harga emas global. Melihat tingginya permintaan terhadap logam mulia, perusahaan pelat merah ini menargetkan pencapaian kinerja setara bahkan melampaui tahun 2024.
Produksi Pongkor Dioptimalkan untuk Perkuat Pasokan
Direktur Utama Antam, Nicolas D. Kanter, menyampaikan bahwa peningkatan produksi merupakan langkah krusial untuk menjaga kelangsungan pasokan emas. Salah satu fokus utama adalah menggenjot produksi dari tambang milik Antam di Pongkor, Jawa Barat.
"Kalau di emas, pasti kita mesti memperkuat suplai. Untuk memastikan suplai kita tetap aman, kita optimalkan produksi di Pongkor," jelas Nico saat pemaparan kinerja perusahaan (earning call) di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Pasokan Tambahan dari Freeport Indonesia
Selain dari tambang internal, pasokan emas Antam juga akan didukung oleh kerja sama strategis dengan PT Freeport Indonesia (PTFI). Nico menyebutkan, PTFI telah berkomitmen menyuplai sekitar 30 ton emas per tahun hasil pengolahan smelter ke Antam.
"Freeport sudah mulai suplai sejak Januari-Februari, meski belum mencapai kapasitas penuh 30 ton. Tapi ini kontribusi penting bagi stabilitas pasokan kami," imbuhnya.
Digitalisasi Dorong Penjualan Tertinggi Sepanjang Sejarah
Antam mencatatkan pencapaian luar biasa pada 2024 dengan penjualan emas mencapai 43,78 ton, tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Angka tersebut naik 68 persen dari penjualan tahun 2023 yang sebesar 26,13 ton.
Di kuartal I-2025, tren positif terus berlanjut. Penjualan mencapai 13,7 ton, melonjak 93 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Aplikasi Digital Jadi Kunci Peningkatan Penjualan
Direktur Keuangan Antam, Arianto Sabtonugroho, menjelaskan bahwa lonjakan penjualan juga didorong oleh strategi digitalisasi, salah satunya melalui aplikasi Antam Logam Mulia yang mempermudah konsumen membeli emas secara daring.
"Peluncuran aplikasi digital ini sangat membantu konsumen dalam transaksi emas fisik, sekaligus memperluas akses pasar," ujar Arianto.
Secara nilai, penjualan emas Antam pada kuartal pertama 2025 mencapai Rp 21,61 triliun, naik drastis 182 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Emas kini menjadi penyumbang utama pendapatan perusahaan, mencakup 83 persen dari total penjualan.
Pasar Domestik Jadi Harapan Utama
Arianto optimistis tren permintaan emas, khususnya di pasar domestik, akan terus meningkat. Menurutnya, keberhasilan penjualan saat ini menjadi fondasi kuat untuk memperkuat penetrasi pasar ke depan.
"Kami terus memantau tren ini secara berkala. Harapannya, permintaan dari pasar retail domestik bisa tetap tumbuh stabil sepanjang tahun," tutupnya.