Angin Segar Harga Emas dari Afrika
Tanggal: 26 Jul 2024 10:53 wib.
Di Afrika, sejumlah negara dilaporkan sedang giat dalam memperkuat cadangan emas mereka sebagai lindung nilai untuk menghadapi ketegangan geopolitik yang telah berdampak pada nilai tukar dan inflasi. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap potensi ketidakpastian yang dapat mempengaruhi pasar keuangan global.
Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh Bloomberg pada Rabu (24/7/2024), negara-negara seperti Sudan Selatan, Zimbabwe, dan Nigeria disebut tengah mengambil langkah untuk meningkatkan cadangan emas. Mereka mengikuti jejak bank sentral negara lain seperti China dan India yang telah lebih dulu mengambil langkah serupa.
Perkuatan cadangan emas oleh bank sentral China dan India sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan pengurangan ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah menjadi inspirasi bagi negara-negara Afrika untuk mengambil kebijakan serupa.
Menurut survei yang dilakukan oleh World Gold Council, sekitar 20 bank sentral di seluruh dunia berencana untuk meningkatkan cadangan emas mereka dalam satu tahun mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa emas masih dianggap sebagai instrumen lindung nilai yang penting di tengah ketidakpastian geopolitik yang terus berlangsung.
Harga emas juga telah menunjukkan kinerja yang kuat, dengan kenaikan sebesar 16% sepanjang tahun ini, mencapai US$2.396,59 per troy ounce pada hari Senin (22/7/2204). Hal ini mencerminkan minat yang meningkat dari investor untuk memegang aset lindung nilai dalam portofolio mereka.
Gubernur Bank Sentral Sudan Selatan, James Alic Garang, kembali menegaskan rencananya untuk memperkuat cadangan emas pada akhir pekan lalu. Langkah ini diambil sebagai strategi untuk menambah sumber daya alam negaranya, sekaligus melindungi ekonomi dari fluktuasi nilai mata uang dan potensi gejolak pasar finansial.
Sementara itu, pada hari Selasa (24/7/2024), harga emas kembali mengalami reli, di tengah penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi karena pasar menunggu data ekonomi terbaru untuk menetralisir dampak dari keputusan Presiden AS Joe Biden yang mengakhiri upayanya untuk terpilih kembali.
Peningkatan ketegangan geopolitik juga telah meningkatkan minat investor terhadap emas sebagai aset safe haven. Ketidakpastian yang muncul akibat keluarnya Biden dari pemilihan presiden (Pilpres) 2024 telah mendorong investor untuk mencari perlindungan dari potensi fluktuasi pasar keuangan.
Peluang kembalinya Presiden Donald Trump juga menjadi faktor yang mempengaruhi pasar emas. Ketidakpastian terhadap kebijakan ekonomi yang mungkin diambil oleh pemerintahan Trump secara potensial dapat memicu fluktuasi harga emas. Selain itu, rencana untuk pemotongan pajak, tarif, dan bea dapat mempengaruhi arah inflasi dan kebijakan suku bunga yang diterapkan oleh Federal Reserve (The Fed).
Meskipun terdapat ketidakpastian terkait kebijakan ekonomi AS, emas tetap menjadi aset lindung nilai yang dianggap penting dalam menghadapi segala bentuk gejolak pasar. Keberadaan emas sebagai instrumen lindung nilai yang telah terbukti selama berabad-abad masih tetap relevan dan diminati oleh banyak investor di seluruh dunia.
Dengan adanya perubahan yang terjadi di geopolitik global, termasuk di Afrika, peran emas sebagai instrumen lindung nilai semakin memperoleh perhatian. Diharapkan kebijakan perkuatan cadangan emas yang diambil oleh negara-negara di Afrika akan memberikan kestabilan di tengah gejolak ekonomi global. Saat ini, emas nampaknya masih menjadi salah satu opsi terbaik untuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi di masa depan.