Aliran Modal Asing ke Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp4,14 Triliun Pekan Kedua Mei 2025
Tanggal: 17 Mei 2025 13:37 wib.
Tampang.com | Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran modal asing yang masuk bersih ke pasar keuangan domestik sebesar Rp4,14 triliun selama pekan kedua Mei 2025, yakni pada periode transaksi 14-15 Mei. Angka ini menunjukkan kepercayaan investor asing yang terus mengalir ke Indonesia meski dinamika pasar global tetap berlangsung.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, memaparkan bahwa modal asing yang masuk ke pasar saham mencapai Rp4,52 triliun, sementara pada Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tercatat masuk sebesar Rp1,14 triliun. Namun, terjadi aliran modal asing keluar bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp1,52 triliun. Jika dihitung secara agregat, modal asing masuk bersih tetap positif sebesar Rp4,14 triliun.
Sejak awal tahun hingga pertengahan Mei 2025, tren modal asing masih menunjukkan pola yang menarik. Modal asing tercatat keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp52,23 triliun dan Rp20,54 triliun. Sebaliknya, pasar SBN justru mengalami aliran modal asing masuk bersih sebesar Rp29,10 triliun.
Dalam konteks risiko investasi, premi risiko Indonesia atau credit default swaps (CDS) 5 tahun mengalami penurunan, dari 88,93 basis point (bps) pada 9 Mei menjadi 83,34 bps pada 15 Mei 2025, mencerminkan persepsi risiko yang membaik.
Nilai tukar rupiah juga menunjukkan penguatan dengan dibuka di level Rp16.450 per dolar AS pada Jumat (16/5), naik dari posisi penutupan sebelumnya di Rp16.510 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, sedikit menguat ke level 100,88 pada akhir perdagangan Kamis (15/5).
Sementara itu, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun terpantau turun ke level 6,87 persen pada Jumat pagi, dari sebelumnya 6,90 persen. Sebaliknya, imbal hasil US Treasury Note tenor 10 tahun naik ke level 4,432 persen pada penutupan perdagangan Kamis.
Pergerakan ini menjadi indikator penting bagi investor global dan domestik dalam melihat potensi dan risiko pasar keuangan Indonesia ke depan.