Alasan RI Sulit Swasembada Daging & Masih Tergantung Impor
Tanggal: 20 Jun 2024 18:30 wib.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi yang besar, memiliki kebutuhan yang tinggi akan daging sapi dan domba. Namun, swasembada daging, terutama di wilayah DKI Jakarta, masih menjadi tantangan yang sulit untuk dicapai. Diana Dewi, CEO Suri Nusantara Jaya, mengungkapkan bahwa swasembada daging di Indonesia baru terjadi di masa Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan daging masih tergantung pada momen-momen khusus, dan belum dapat dipertahankan secara kontinyu sepanjang tahun.
Dalam wawancara dengan Maria Katarina dalam program Squawk Box di CNBC Indonesia, Diana Dewi menjelaskan bahwa pada masa Iduladha, peternak dan penyalur hewan kurban mempersiapkan pasokannya secara khusus untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Penyediaan daging yang cukup untuk keperluan kurban ini dianggap sebagai suatu kesempatan bagi para peternak untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Namun, terkait dengan kebutuhan daging secara harian, pemenuhan pasokan daging dalam negeri masih belum cukup memadai. Hal ini dikarenakan terbatasnya pasokan dan tidak kompetitifnya harga daging lokal, yang membuat Indonesia terus mengandalkan impor daging untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Persoalan pasokan daging dari dalam negeri terkait dengan beberapa faktor, diantaranya adalah infrastruktur peternakan yang kurang mendukung, rendahnya tingkat efisiensi produksi, serta kurangnya keberlanjutan dalam pengelolaan peternakan. Untuk itu, upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas peternakan dalam negeri perlu terus dilakukan guna mendukung swasembada daging yang menjadi tujuan penting bagi Indonesia.
Tingginya kebutuhan daging impor di Indonesia juga menjadi fokus perhatian. Data statistik menunjukkan bahwa permintaan akan daging impor terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan populasi serta peningkatan daya beli masyarakat Indonesia. Peningkatan ini juga mengindikasikan bahwa upaya untuk mencapai swasembada daging masih menjadi tantangan yang kompleks dan memerlukan strategi yang kokoh.
Dalam menghadapi tantangan ini, kerjasama antara pemerintah, sektor peternakan, dan pemangku kepentingan terkait menjadi hal yang krusial. Perencanaan yang matang, fleksibilitas dalam kebijakan, serta dukungan penuh terhadap peningkatan kualitas peternakan dalam negeri perlu diterapkan guna mengurangi ketergantungan terhadap impor daging.
Keberlanjutan swasembada daging di Indonesia akan memberikan dampak positif bagi perekonomian, kesejahteraan peternak, serta kedaulatan pangan. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret yang mendorong peningkatan produksi dalam negeri serta peningkatan kualitas daging lokal perlu terus diupayakan.
Tantangan swasembada daging merupakan panggilan bagi semua pihak terkait untuk bersama-sama mencari solusi yang baik. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya swasembada daging dan komitmen untuk berkolaborasi, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dan mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan daging untuk menyokong ketahanan pangan negara.