Sumber foto: google

Airlangga Buka Suara soal BBM Jenis Baru Bakal Dirilis Saat HUT RI

Tanggal: 17 Jul 2024 08:49 wib.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan rencana pemerintah terkait peluncuran bahan bakar minyak (BBM) jenis baru pada 17 Agustus 2024. Beliau menyatakan bahwa BBM rendah sulfur tidak akan diluncurkan pada perayaan HUT RI ke-79. Namun, detail mengenai tanggal pasti peluncuran BBM ramah lingkungan tersebut tidak diungkapkan.

Airlangga menegaskan, "Ya, jika Euro 4 harus memiliki kandungan sulfur rendah, dan tanggal peluncurannya bukan pada tanggal 17 (Agustus)." Hal ini ia sampaikan di kantornya, Selasa (16/7), sebagaimana dilansir oleh Detik Finance.

Informasi mengenai peluncuran BBM jenis baru pada 17 Agustus yang pertama kali mencuat berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Peluncuran BBM rendah sulfur ini akan dimulai sebagai uji coba. 17 (Agustus) merupakan awal dari pelaksanaan pembangunannya," ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, sebagaimana dilansir oleh detik, pada Jumat (12/7).

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, juga menambahkan bahwa pihaknya kini tengah mencari bahan pencampur yang mampu mengurangi kandungan sulfur dalam BBM. "Kami sedang mencari bahan pencampur yang bisa mengurangi kandungan belerang. Saat ini, kandungan belerang masih sekitar 500 ppm. Namun, standar Euro 5 menetapkan batasan di bawah 50 ppm. Menuju standar tersebut tentu memiliki biaya. Namun, kilang kita di Balikpapan belum sepenuhnya selesai," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pernah mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sebagai pengganti bensin. Menurut Luhut, pemerintah sedang mempersiapkan bioetanol yang dibuat dari bahan baku nabati sebagai substitusi dari bensin. Saat ini, Indonesia telah menerapkan Biodiesel 35 atau B35 yang merupakan campuran Solar sebesar 65 persen dan FAME berbasis minyak kelapa sawit sebesar 35 persen.

Luhut juga menyebut bahwa proyek penggunaan bioetanol sebagai pengganti bensin sedang dalam proses pengembangan oleh Pertamina, perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang BBM. "Pengembangan proyek ini saat ini sedang dikerjakan oleh Pertamina. Jika hal ini berhasil, kita dapat menghemat lebih banyak lagi," ungkap Luhut.

Ia menambahkan, "Hal ini dikarenakan kandungan sulfur yang saat ini masih mencapai 500 ppm. Kita menginginkan kandungannya turun menjadi 50 ppm saja."

Regulasi terkait kandungan sulfur dalam BBM yang beredar saat ini sudah diatur oleh pemerintah. Misalnya, Pertalite dan Pertamax memiliki kandungan sulfur maksimal sebesar 500 ppm, sedangkan Pertamax Turbo ditetapkan memiliki kandungan sulfur maksimal 50 ppm.

Dengan adanya upaya pemerintah dalam mengurangi kandungan belerang dalam BBM, diharapkan lingkungan dapat terjaga dengan baik. Namun, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat dalam mengimplementasikan penggunaan BBM ramah lingkungan tersebut. Pihak-pihak terkait perlu saling mendukung agar tujuan tersebut dapat tercapai.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved