Adu Kuat Bank KBMI IV Himpun Dana Murah, Siapa Jawaranya?
Tanggal: 8 Jul 2024 21:58 wib.
Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini sedang dalam fokus yang tidak hanya memantau kegiatan persaingan bisnis dan strategi untuk menghimpun dana murah atau CASA, melainkan juga bagaimana bank-bank mampu bertahan di tengah tren suku bunga tinggi. Tren higher for longer dalam suku bunga membuat beban bunga yang harus ditanggung oleh para bank semakin memberatkan, bahkan melonjak hingga 40% pada kuartal pertama 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tantangan tersebut membuat perbankan di Indonesia harus merelakan pertumbuhan laba yang tergerus akibat menanggung beban bunga yang semakin berat. Selain itu, akselerasi kredit pun menjadi terbatas, sehingga perlu adanya strategi yang tepat untuk menghadapi kondisi ini.
Salah satu strategi yang diambil oleh perbankan adalah menghimpun dana murah atau CASA. Tujuan utamanya adalah agar tetap menjaga likuiditas tanpa mengorbankan laba perusahaan. Dana murah atau CASA sendiri merupakan instrumen tabungan atau giro yang tidak memberikan bunga kepada nasabah yang menabung atau menyimpan dana di bank. Kontras dengan deposito yang memberikan bunga kepada nasabah, deposito dianggap sebagai dana mahal, terutama ketika bunga deposito mengikuti tren suku bunga tinggi sehingga memberikan beban bunga yang lebih besar bagi bank.
Dalam upaya untuk menghimpun dana murah atau CASA, perlu diukur juga proporsi CASA yang dihimpun oleh bank. Proporsi CASA yang semakin baik akan menekan cost of fund atau biaya yang dibayarkan oleh bank atas dana yang digunakan untuk bisnis. Salah satu cara untuk mengukur kinerja CASA bank adalah melalui CASA ratio, yang mengukur jumlah CASA dibandingkan dengan dana pihak ketiga (DPK).
Diantara bank besar atau KBMI IV, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terbukti memiliki CASA ratio yang lebih baik dibandingkan dengan bank lainnya, sebesar 80,7% per Maret 2024. Dana murah BBCA pada kuartal pertama 2024 juga tercatat tumbuh 7,3% dibandingkan dengan perolehan pada kuartal yang sama tahun sebelumnya. Rasio CASA yang mencapai 80% dapat menjadi bantalan yang baik bagi BBCA dalam meredam kenaikan suku bunga, sebagaimana tercermin dari jumlah beban bunga bank BBCA yang naik 25% menjadi Rp3,1 miliar, paling sedikit di antara bank KBMI IV lainnya. Laba bank BBCA juga mampu terakselerasi dengan baik, tercatat tumbuh 11,7% pada kuartal pertama 2024.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memiliki rasio dana murah paling sedikit dibandingkan bank KBMI IV, dengan CASA ratio mencapai 61,66% per Maret 2024. Meskipun jumlah CASA BBRI mencapai Rp873,29 miliar, namun beban bunga BBRI justru melonjak 45,9% dari periode sebelumnya, sedangkan pertumbuhan labanya hanya 2,7% year-on-year.
Hal ini menunjukkan bahwa CASA menjadi salah satu kunci performa bagi bank di saat tren suku bunga higher for longer. Penekanan terhadap menghimpun dana murah atau CASA terbukti menjadi strategi yang penting bagi bank untuk menjaga likuiditas dan mengurangi beban bunga di tengah kondisi pasar yangsulit.