2 Crazy Rich Ini Punya Harta Lampaui APBN Indonesia
Tanggal: 10 Jul 2024 11:47 wib.
Beberapa Konglomerat Dunia Melebihi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia 2024
Sejumlah konglomerat dunia ternyata memiliki kekayaan yang melebihi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa belanja negara sampai akhir tahun ini diperkirakan mencapai Rp3.412,2 triliun, atau mencapai 102,6 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp3.325,1 triliun.
Jika dibandingkan dengan kekayaan konglomerat dunia, ada dua tokoh terkaya yang memiliki kekayaan yang melampaui APBN 2024. Dua tokoh tersebut adalah Elon Musk dan Jeff Bezos, yang pernah mengunjungi Indonesia.
Elon Musk, CEO dari SpaceX dan Tesla, baru-baru ini berkunjung ke Indonesia pada bulan Mei 2024. Ia hadir dalam uji coba internet Starlink di Puskesmas Pembantu (Pustu) Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, dan menghadiri World Water Forum ke-10. Keberadaan Musk di Indonesia menunjukkan kepentingan dan dampak dari keberadaan konglomerat tersebut di Indonesia.
Sama halnya dengan Musk, Jeff Bezos, pendiri Amazon, juga pernah mengunjungi Indonesia. Bezos hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) The Business 20 atau B20 Summit di Bali pada 13-14 November 2022. Kehadiran konglomerat global seperti Musk dan Bezos di Indonesia menunjukkan minat mereka terhadap negara ini sebagai pasar potensial dan tempat untuk berinvestasi.
Dalam laporan terbaru dari Forbes Real Time Billionaires, kekayaan konglomerat global dibandingkan dengan APBN Indonesia sebagai berikut:
1. Elon Musk
Elon Musk, orang terkaya di dunia saat ini, memiliki kekayaan sebesar US$257,7 miliar atau setara dengan Rp4.192 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.269 per dolar AS). Kekayaan Musk terus bertambah dengan cepat, meningkat sebesar 2,09 persen atau naik sebesar US$5,3 miliar atau Rp86,22 triliun dalam beberapa waktu terakhir. Kekayaannya juga meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2023, saat ia hanya memiliki kekayaan sebesar US$180 miliar atau Rp2.928 triliun, yang masih di bawah belanja APBN 2024.
Musk memiliki berbagai bisnis yang luas, mulai dari pemilik SpaceX yang menjual layanan internet Starlink hingga memiliki pabrik mobil listrik bernama Tesla. Pada tahun 2022, Musk juga mengakuisisi Twitter senilai US$44 miliar dan mengubah nama media sosial tersebut menjadi X, yang menjadi sorotan di dunia bisnis dan teknologi saat itu.
2. Jeff Bezos
Jeff Bezos, pemilik Amazon, memiliki kekayaan sebesar US$215,9 miliar atau Rp3.512 triliun. Kekayaan Bezos lebih dari APBN Indonesia hingga akhir 2024. Meskipun kekayaannya juga terus bertambah, pertumbuhannya tidak sebesar Musk. Kekayaannya hanya bertambah sebesar US$47 juta atau Rp764 miliar, tumbuh sebesar 0,02 persen dalam beberapa waktu terakhir. Namun, jika dibandingkan dengan akhir 2023, kekayaannya mengalami kenaikan yang signifikan. Saat itu, kekayaan Bezos hanya sebesar US$114 miliar atau Rp1.854 triliun, yang jauh lebih rendah dari APBN Indonesia tahun itu sebesar Rp2.802,5 triliun.
Kekayaan utama Bezos berasal dari Amazon, perusahaan multinasional perdagangan online yang telah ada sejak 1994. Selain itu, Bezos memiliki Blue Origin, perusahaan kedirgantaraan yang mengembangkan roket. Pada tahun 2021, Bezos juga menyuntikkan modal untuk startup Indonesia, yaitu Ula. Meskipun demikian, Ula melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ratusan karyawan pada 2022 dan berhenti beroperasi setahun setelahnya, menunjukkan dinamika dalam investasi di Indonesia.
Kehadiran konglomerat dunia seperti Musk dan Bezos di Indonesia bukan hanya mencerminkan kekayaan individual mereka, tetapi juga memberikan dampak pada dinamika ekonomi dan investasi di Indonesia. Investasi yang dilakukan oleh konglomerat-konglomerat ini mempengaruhi sektor-sektor tertentu dalam perekonomian Indonesia, yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta terciptanya lapangan kerja.
Perbandingan antara kekayaan konglomerat dunia dengan APBN Indonesia menunjukkan bahwa kekayaan individu beberapa konglomerat memang mengesankan, namun dampak investasi dan bisnis mereka juga perlu diperhatikan. Hal ini menjadi penting bagi kebijakan ekonomi dan regulasi investasi di Indonesia untuk memastikan bahwa investasi dari konglomerat-konglomerat dunia dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi ekonomi dan masyarakat Indonesia.