Sumber foto: iStock

10 Startup Ini Pernah Berjaya di RI, Kini Hanya Tinggal Nama

Tanggal: 14 Des 2024 18:30 wib.
Banyak perusahaan rintisan atau startup bertebaran di Indonesia. Namun, tidak semua memiliki umur yang panjang. Beberapa startup menyerah dan gulung tikar seperti Zenius, Airy Rooms, dan JD.ID. Penyebabnya beragam, mulai dari kehabisan modal hingga dihantam pandemi Covid-19.

Zenius

Startup edutech Zenius mengumumkan penutupan sementara pada awal 2024. Perusahaan penyedia platform pendidikan online dan pemilik jaringan bimbingan belajar Primagama tersebut mengaku harus menghentikan kegiatan karena "tantangan operasional."

Penghentian operasi untuk sementara diumumkan oleh Zenius, antara lain, lewat pernyataan resmi kepada mitra pemilik lokasi bimbingan belajar offline Primagama. Mereka menjamin bahwa visi mereka untuk merangkai Indonesia yang cerdas, cerah, dan asik, tidak akan berhenti.

Rumah.com

PropertyGuru mengumumkan penutupan platform marketplace properti Rumah.com pada Agustus tahun lalu. Sebanyak 61 pegawai Rumah.com terkena kebijakan pemutusan hubungan kerja atau PHK.

CEO PropertyGuru, Hari V. Krishnan, mengumumkan rencana penutupan Rumah.com lewat siaran pers yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan. Keputusan ini tidak mereka ambil dengan mudah dan mereka menyadari dampaknya terhadap karyawan Rumah.com dan pelanggan mereka.

JD.ID

JD.ID resmi menutup seluruh layanannya per 31 Maret 2023. Hal ini pertama kali diketahui dari laman resmi JD.ID. Ketika membuka layanan e-commerce tersebut, terpampang pengumuman penting ini untuk diketahui pelanggan. Ini adalah keputusan strategis dari JD.COM untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya.

Airy Rooms

Airy Rooms resmi menghentikan operasional tanggal 31 Mei 2020. Penyebabnya adalah adanya keadaan yang berbeda dari sebelum pandemi. CEO Airy Rooms Indonesia Louis Alfonso Kodoatie mengatakan alasan di balik keputusan menutup bisnisnya karena mempertimbangkan banyak hal, termasuk keadaan pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19.

Fabelio

Fabelio, startup desain furnitur dan interior, dinyatakan pailit. Hal ini diketahui dari pengumuman di surat kabar berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022. Sementara itu, akhir tahun 2021, Fabelio dikabarkan tidak membayar tunggakan gaji karyawan sejak bulan Oktober.

Sorabel

Sorabel resmi tutup pada 30 Juli 2020 lalu. Surat pemimpin kepada karyawannya, menyatakan startup e-commerce itu telah melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkan perusahaan. Namun dengan berat hati harus menempuh jalur likuidasi. Sorabel harus berhenti beroperasi karena kehabisan modal dan kesulitan menggalang pendanaan baru di tengah pandemi.

Stoqo

Stoqo juga menutup layanannya pada 2020. Startup ini menjalankan usaha business to business, yang bekerja untuk memasok bahan makanan segar seperti cabai, telur hingga ampas kopi ke gerai makanan, atau restoran. Pandemi lah yang merusak bisnis itu. Sekitar 250 orang dipekerjakan sejak Stoqo berdiri. Startup ini juga didanai sejumlah investor termasuk Alpha JWC Ventures, Mitra Accel, Insignia Ventures Partners, dan Monk's Hill Ventures.

Qlapa

Qlapa tutup pada 2019 karena perusahaan ini tidak mampu bersaing dengan e-commerce lain seperti Tokopedia dan Bukalapak. 

CoHive

CoHive, startup penyedia ruang kerja berbagi (co-working space), diputus pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. CoHive didirikan pada 2015 sebagai proyek internal perusahaan modal ventura East Ventures yang diberi nama EV Hive sebagai lokasi kerja bersama dan komunitas untuk perusahaan rintisan, baik portofolio mereka maupun bukan.

Beres.id

Startup asal Malaysia Kaodim telah mengumumkan bahwa mereka menghentikan semua operasi layanan pada 1 Juli 2022. Penutupan ini mencakup anak usaha mereka di Indonesia, Beres.id. Kaodim adalah startup yang menyediakan marketplace jasa yang menghubungkan konsumen dengan penyedia jasa servis AC, kebersihan rumah, hingga pekerja konstruksi.

Kegagalan itu bisa dianggap sebagai bagian dari proses dalam menjalankan bisnis. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki peranan penting dalam perkembangan ekosistem startup di Indonesia. Keadaan pasar yang dinamis, persaingan bisnis yang ketat, serta perubahan teknologi yang cepat menjadi ujian bagi keberlangsungan dari bisnis startup. Dengan belajar dari kegagalan, para pengusaha muda dan pelaku bisnis dapat dengan bijak mengelola dan mengembangkan usahamereka di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved