Sumber foto: iStock

YouTuber Thailand Berpura-pura Menjadi Warga RI, Ditangkap Karena Lagu Ini

Tanggal: 4 Nov 2024 06:21 wib.
Seorang YouTuber asal Thailand, Natthamon Khongchak, akhirnya ditangkap setelah dua tahun menjadi buronan di Indonesia. Wanita tersebut bersama ibunya, Thaniya, kini tengah menghadapi penyelidikan polisi atas penipuan yang mereka lakukan dua tahun lalu.

Natthamon Khongchak, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Nutty, menjadi terkenal di kalangan penggemar K-pop karena video-video menyanyi dan menari lagu-lagu populer milik Blackpink dan BTS. Dengan lebih dari 800.000 pengikut di saluran YouTube-nya, popularitasnya memengaruhi banyak orang, baik di Thailand maupun di luar negeri.

Namun, reputasi baik yang dia bangun hancur ketika aksi bohongnya terungkap. Khongchak dan ibunya diketahui telah merancang skema investasi valas yang menjanjikan keuntungan luar biasa tinggi kepada para pengikutnya. Mereka menjanjikan keuntungan sebesar 25 persen dalam tiga bulan, 30 persen dalam enam bulan, dan 35 persen dalam setahun dengan klaim bahwa uang tersebut dicairkan setiap bulan.

Ketika para korban tidak menerima keuntungan seperti yang dijanjikan, Khongchak berdalih bahwa dia telah melakukan kesalahan perdagangan. Dia bahkan mengancam para korban bahwa jika mereka melaporkannya ke polisi, mereka juga akan ikut dipenjara. Hal ini membuat lebih dari 6.000 orang kehilangan total Rp 931 miliar.

Pada Juli 2022, Khongchak dan ibunya menghilang bersama dengan sekretaris mereka, Nichaphat Rattanukrom. Mereka melarikan diri ke Malaysia sebelum akhirnya memasuki Indonesia secara ilegal melalui Thailand selatan. Mereka menghindari 13 surat perintah yang dikeluarkan oleh Biro Investigasi Kejahatan Dunia Maya Kepolisian Thailand untuk Khongchak dan dua surat perintah untuk ibunya.

Setelah pihak keamanan mengetahui kedatangan mereka ke Indonesia, petugas imigrasi meminta Khongchak untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan membacakan konstitusi negara. Ketika ia gagal menyanyikan lagu Indonesia Raya, identitas aslinya terungkap. Khongchak dan ibunya pun ditangkap di Provinsi Riau, Sumatera karena masuk secara ilegal pada tanggal 18 Oktober. Sementara itu, Rattanukrom masih buron.

Polisi telah menyita aset senilai 16 juta baht (Rp 7,3 miliar) dan saat ini sedang melakukan penyelidikan terhadap dana tambahan untuk memulihkan kerugian korban. Menurut petugas DSI, jika terbukti bersalah, Khongchak dan ibunya dapat dihukum dengan kurungan penjara maksimal 20 tahun.

Kasus ini menunjukkan bagaimana pengaruh seorang figur publik, seperti seorang YouTuber terkenal, dapat dimanfaatkan untuk melakukan tindak penipuan. Kepercayaan para pengikutnya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang tidak jujur, dengan mengorbankan banyak orang yang percaya pada mereka. Semua ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan dan kehati-hatian dalam berinvestasi atau terlibat dalam skema yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Selalu penting untuk melakukan penelitian dan memeriksa keabsahan tawaran investasi sebelum terjebak dalam skema penipuan semacam ini.

Ditangkap usai tak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya 

Seorang YouTuber asal Thailand, Natthamon Khongchak, akhirnya ditangkap setelah dua tahun menjadi buronan di Indonesia. Wanita tersebut bersama ibunya, Thaniya, kini tengah menghadapi penyelidikan polisi atas penipuan yang mereka lakukan dua tahun lalu.

Natthamon Khongchak, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Nutty, menjadi terkenal di kalangan penggemar K-pop karena video-video menyanyi dan menari lagu-lagu populer milik Blackpink dan BTS. Dengan lebih dari 800.000 pengikut di saluran YouTube-nya, popularitasnya memengaruhi banyak orang, baik di Thailand maupun di luar negeri.

Namun, reputasi baik yang dia bangun hancur ketika aksi bohongnya terungkap. Khongchak dan ibunya diketahui telah merancang skema investasi valas yang menjanjikan keuntungan luar biasa tinggi kepada para pengikutnya. Mereka menjanjikan keuntungan sebesar 25 persen dalam tiga bulan, 30 persen dalam enam bulan, dan 35 persen dalam setahun dengan klaim bahwa uang tersebut dicairkan setiap bulan.

Ketika para korban tidak menerima keuntungan seperti yang dijanjikan, Khongchak berdalih bahwa dia telah melakukan kesalahan perdagangan. Dia bahkan mengancam para korban bahwa jika mereka melaporkannya ke polisi, mereka juga akan ikut dipenjara. Hal ini membuat lebih dari 6.000 orang kehilangan total Rp 931 miliar.

Pada Juli 2022, Khongchak dan ibunya menghilang bersama dengan sekretaris mereka, Nichaphat Rattanukrom. Mereka melarikan diri ke Malaysia sebelum akhirnya memasuki Indonesia secara ilegal melalui Thailand selatan. Mereka menghindari 13 surat perintah yang dikeluarkan oleh Biro Investigasi Kejahatan Dunia Maya Kepolisian Thailand untuk Khongchak dan dua surat perintah untuk ibunya.

Setelah pihak keamanan mengetahui kedatangan mereka ke Indonesia, petugas imigrasi meminta Khongchak untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan membacakan konstitusi negara. Ketika ia gagal menyanyikan lagu Indonesia Raya, identitas aslinya terungkap. Khongchak dan ibunya pun ditangkap di Provinsi Riau, Sumatera karena masuk secara ilegal pada tanggal 18 Oktober. Sementara itu, Rattanukrom masih buron.

Polisi telah menyita aset senilai 16 juta baht (Rp 7,3 miliar) dan saat ini sedang melakukan penyelidikan terhadap dana tambahan untuk memulihkan kerugian korban. Menurut petugas DSI, jika terbukti bersalah, Khongchak dan ibunya dapat dihukum dengan kurungan penjara maksimal 20 tahun.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved