Sumber foto: Space Connect

Yarrabubba: Kawah Tumbukan Asteroid Tertua yang Mengubah Iklim Bumi

Tanggal: 16 Mar 2025 14:03 wib.
Tampang.com | Ilmuwan berhasil mengonfirmasi penemuan sebuah situs tumbukan asteroid tertua yang dikenal di Bumi. Lokasi ini terletak di daerah Midwest, Australia Barat, yang terpendam di bawah lapisan batuan yang telah terkikis selama bertahun-tahun. Kawah tersebut dikenal dengan nama Yarrabubba dan berusia sekitar 2.229 miliar tahun, menjadikannya lebih tua dari semua struktur tumbukan yang sebelumnya telah diidentifikasi. Berbeda dengan kawah yang lebih muda yang masih terjaga dengan baik, Yarrabubba telah mengalami erosi selama miliaran tahun, sehingga identifikasinya menjadi sebuah terobosan penting dalam ilmu pengetahuan planet.

Sebagai perbandingan, kawah Vredefort yang berada di Afrika Selatan, yang sebelumnya dianggap sebagai yang tertua dengan usia 2.023 miliar tahun, kini harus merelakan posisinya setelah penelitian terbaru menunjukkan bahwa Yarrabubba lebih tua 200 juta tahun. Penemuan ini membawa implikasi besar dalam kajian tentang sejarah dan geologi Bumi.

Kawah Yarrabubba terletak tidak jauh dari kota Meekatharra, sekitar 600 kilometer ke arah timur laut dari Perth. Dengan lebar sekitar 70 kilometer, fitur permukaannya hampir seluruhnya hilang akibat proses erosi dan aktivitas tektonik yang berlangsung selama masa yang sangat panjang.

Kawah ini pertama kali diidentifikasi pada awal 2000-an. Namun, saat itu, usia pastinya masih menjadi tanda tanya besar sampai tim ahli dari Curtin University dan Imperial College London berhasil mengungkapnya melalui penelitian mendalam.

Jenis mineral yang dianalisis dalam studi ini meliputi zirkon dan monasit, yang diketahui mengandung uranium. Selama jutaan tahun, uranium ini meluruh menjadi timbal. Para peneliti menggunakan metode penanggalan uranium-timbal untuk menentukan waktu tumbukan tersebut, yang mengungkap bahwa dampaknya terjadi sekitar 2,229 miliar tahun yang lalu. Temuan ini kemudian diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, menandai pencapaian besar dalam kajian secara global.

Chris Kirkland, peneliti utama yang terlibat dalam studi ini, menyampaikan bahwa penemuan ini tidak hanya menempatkan Yarrabubba sebagai struktur tumbukan tertua yang diketahui, tetapi juga memunculkan pertanyaan menarik tentang bagaimana tumbukan tersebut dapat mempengaruhi iklim Bumi pada zaman kuno.

Salah satu sisi menarik dari penemuan ini adalah kaitannya dengan akhir periode glasiasi Huronian, sebuah era di mana Bumi mengalami penyelubungan es yang sangat luas. Beberapa ilmuwan bahkan menyatakan bahwa peristiwa tumbukan ini mungkin bukanlah sebuah kebetulan.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Thomas Davison dari Imperial College London melakukan simulasi komputer untuk menganalisis dampak dari sebuah asteroid berukuran 7 kilometer yang menabrak Bumi dengan kecepatan sekitar 17 kilometer per detik pada saat kondisinya diselimuti oleh es. Simulasi ini menunjukkan bahwa dampak tersebut dapat menyebabkan penguapan es dalam jumlah besar, serta menyuntikkan lebih dari 200 miliar ton uap air ke atmosfer bumi.

Karena uap air merupakan salah satu gas rumah kaca yang sangat efektif, pelepasan mendadak ini berpotensi menjadi penyebab tren pemanasan yang signifikan, membantu Bumi keluar dari keadaan beku yang ekstrim. Nicholas Timms, seorang ahli geologi di Curtin University, menjelaskan bahwa terdapat kebetulan yang menarik antara usia kawah Yarrabubba dan berakhirnya periode glasiasi global tersebut.

Jika tumbukan ini melepaskan cukup banyak uap air, maka tidak bisa disangkal bahwa kejadian ini kemungkinan besar telah memberikan kontribusi dalam memanaskan iklim Bumi.

Penemuan kawah Yarrabubba membuka pintu bagi perdebatan baru di kalangan ilmuwan planet. Pertanyaan mengenai bagaimana tabrakan asteroid memengaruhi siklus iklim dalam waktu jangka panjang menjadi semakin relevan. Jika sebuah tabrakan asteroid dapat membantu mengakhiri zaman es, hal ini menimbulkan spekulasi lebih lanjut: apakah tabrakan asteroid di masa depan juga dapat memicu perubahan besar dalam iklim Bumi? Ini menjadi penting untuk dipertimbangkan oleh peneliti yang terus mengkaji dan memodelkan perubahan iklim.

Kirkland menegaskan bahwa penemuan ini mengingatkan kita bahwa tabrakan asteroid bukan sekadar peristiwa bencana yang mengancam kehidupan di Bumi, tetapi juga dapat menjadi faktor yang berkontribusi dalam perubahan lanskap planet kita.

Sejarah tumbukan asteroid di Bumi bukan sekadar catatan kejadian, namun juga membawa dampak yang jauh lebih luas terhadap perubahan iklim dan kondisi kehidupan di planet kita. Seiring studi lebih lanjut, kemungkinan bahwa kita bisa mendapatkan wawasan lebih dalam tentang bagaimana peristiwa-peristiwa ini membentuk kondisi bumi akan menjadi semakin nyata.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved