Sumber foto: Google

Yahya Zaini ke Menkes: Gak Otomatis Gaji Rp15 Juta Lebih Sehat dari Rp5 Juta

Tanggal: 20 Mei 2025 21:53 wib.
Pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang mengklaim bahwa orang dengan gaji Rp 15 juta pasti lebih sehat dan pintar dibandingkan dengan yang bergaji Rp 5 juta telah menuai kritik tajam dari berbagai kalangan. Salah satu yang menyoroti hal ini adalah Wakil Ketua Komisi IX DPR, Yahya Zaini. Menurut Yahya, pernyataan Menkes tidak sepenuhnya benar dan malah berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat.

Yahya Zaini menegaskan bahwa kesehatan dan kecerdasan seseorang tidak ditentukan oleh besaran gaji yang diterima. Dia mencontohkan kenyataan di lapangan dimana lulusan S2 yang memiliki ijazah pendidikan tinggi justru beralih profesi menjadi sopir ojek online (ojol). Fenomena ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi kehidupan seseorang, termasuk kesempatan, jaringan, dan keterampilan, tidak hanya terfokus pada penghasilan semata.

Lebih lanjut, Yahya juga mengemukakan bahwa terdapat banyak pengusaha sukses yang meski tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi atau gaji yang besar. "Kita tidak bisa menggeneralisasi bahwa gaji tinggi berkorelasi langsung dengan kesehatan dan kecerdasan. Ada banyak contoh di masyarakat yang menunjukkan sebaliknya," ujarnya. Hal ini menyoroti pentingnya untuk melihat kondisi secara menyeluruh dan tidak terjebak dalam stereotip yang bisa saja tidak akurat. 

Dalam konteks kesehatan, Yahya Zaini menekankan perlunya data yang akurat dan analisis yang mendalam sebelum membuat pernyataan yang bisa menimbulkan stigma atau kebingungan di masyarakat. "Berkarya di sektor kesehatan itu bukan hanya soal gaji. Banyak aspek yang harus diperhatikan, seperti pola makan, lingkungan, dan akses terhadap layanan kesehatan," jelasnya.

Pernyataan Menkes Budi Gunadi Sadikin yang berpotensi menimbulkan perdebatan ini juga direspons oleh banyak pihak lain. Mereka menyarankan agar pernyataan resmi dari kementerian selalu berbasis pada penelitian dan data yang valid, mengingat kesehatan masyarakat merupakan isu yang sangat sensitif dan memerlukan pemahaman yang komprehensif. 

Masyarakat Indonesia memiliki tingkat keragaman yang tinggi, baik dari segi ekonomi, pendidikan, hingga budaya. Oleh karena itu, pernyataan yang terkesan simplistik bisa memicu mispersepsi dan menyebabkan ketidakpuasan di kalangan rakyat. Yahya Zaini berpendapat bahwa seharusnya Komisi IX DPR bersama dengan Kementerian Kesehatan melakukan sosialisasi yang lebih baik untuk menjelaskan isu-isu kesehatan kepada masyarakat, sehingga tidak ada informasi yang menyesatkan.

Sebagai bagian dari tanggung jawab publik, para pejabat pemerintah, termasuk Menkes, harus lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat. "Kami berharap agar semua pihak yang berwenang menyampaikan informasi berbasis data sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kualitas komunikasi publik di bidang kesehatan," ujar Yahya. 

Kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama, dan tidak boleh dijadikan sebagai alat pembenaran atau pembatasan pengukuran kemampuan individu semata-mata dari segi finansial. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, termasuk pola hidup sehat, akses terhadap pendidikan, dan dukungan sosial yang berdampak terbentuknya karakter individu.

Dalam diskusi lebih lanjut, Yahya Zaini mengajak semua pihak untuk melek informasi dan berpikir kritis terhadap pernyataan yang beredar di masyarakat. "Pendidikan dan wawasan publik yang baik adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan cerdas," tegasnya sembari menambahkan bahwa penting bagi setiap individu untuk melakukan upaya sendiri dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan pengetahuan, tak peduli berapa besarnya gaji yang mereka terima.

Pemikiran serta harapan ini penting untuk mendorong perkembangan masyarakat yang lebih baik dan berdaya, tanpa membatasi definisi kesehatan dan kecerdasan pada ukuran-ukuran materi semata. Melalui diskusi ini, diharapkan akan tumbuh kesadaran kolektif bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda, yang perlu diakui dan dihargai tanpa mengindahkan kondisi finansial mereka.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved