Warga di Jawa Barat Akui Bersyukur Distribusi Elpiji 3 Kg Kembali Normal
Tanggal: 6 Feb 2025 14:13 wib.
Warga di berbagai daerah di Jawa Barat akhirnya bisa bernapas lega setelah distribusi elpiji 3 kg kembali normal. Kelangkaan gas melon yang sempat terjadi kini teratasi berkat penyempurnaan tata kelola distribusi yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia.
Salah satu langkah utama dalam kebijakan baru ini adalah mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan resmi, sehingga alur distribusi menjadi lebih tertata dan terawasi dengan baik.
Kondisi ini mendapat respons positif dari masyarakat dan pelaku usaha kecil yang bergantung pada gas elpiji 3 kg dalam kegiatan sehari-hari.
Yuli, seorang pengecer elpiji di Bekasi, mengaku sempat mengalami kesulitan mendapatkan pasokan gas melon. Namun setelah kebijakan baru diterapkan, stok di tempatnya sudah kembali lancar.
"Sebelumnya saya kesulitan mendapatkan stok karena kiriman sering tersendat. Sekarang sudah lebih stabil dan pelanggan saya juga tidak lagi panik mencari gas," ujar Yuli.
Warga pun merasa lega karena tidak perlu antre panjang atau mencari ke berbagai tempat untuk mendapatkan elpiji subsidi. Siti (45), ibu rumah tangga di Bandung, mengatakan kini ia bisa dengan mudah membeli gas tanpa khawatir kehabisan.
"Sebelumnya saya harus muter-muter cari gas, kadang sampai harga melonjak. Sekarang lebih mudah, harganya juga normal," ungkapnya.
Salah satu penyebab utama kelangkaan elpiji 3 kg beberapa waktu lalu adalah rantai distribusi yang tidak terkontrol, di mana pengecer kerap menjual dengan harga lebih tinggi dan sulit dipantau oleh pemerintah.
Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian ESDM mengambil langkah tegas dengan mengubah pengecer menjadi subpangkalan resmi. Dengan sistem baru ini:
Pendistribusian lebih teratur karena langsung melalui jalur resmi.
Harga lebih stabil sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Warga tidak perlu khawatir kelangkaan karena pengawasan lebih ketat.
Menurut Kementerian ESDM, dengan adanya subpangkalan resmi, elpiji 3 kg lebih tepat sasaran kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan, seperti rumah tangga kurang mampu dan pelaku usaha mikro.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi sistem distribusi elpiji 3 kg agar kejadian kelangkaan tidak terulang.
"Kami ingin memastikan bahwa subsidi elpiji ini benar-benar diterima oleh masyarakat yang berhak dan tidak dimanfaatkan oleh oknum yang mencari keuntungan pribadi," ujar Bahlil dalam pernyataannya.
Selain itu, Pertamina juga akan meningkatkan pengawasan di tingkat distribusi untuk mencegah penimbunan yang dapat menyebabkan gangguan pasokan.
Dengan kebijakan baru ini, distribusi elpiji 3 kg di Jawa Barat kini kembali normal. Warga dan pelaku usaha kecil merasa bersyukur karena bisa mendapatkan gas melon dengan lebih mudah dan harga stabil. Pemerintah memastikan akan terus mengawasi distribusi agar pasokan tetap lancar dan subsidi tepat sasaran.
Kebijakan perubahan pengecer menjadi subpangkalan dianggap sebagai solusi efektif untuk memastikan ketersediaan elpiji subsidi bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkannya.