Viral di Media Sosial: 4 Bule Wanita Nyasar ke Pondok Pesantren, Dikira Hotel, Pengurus Sampai Kaget
Tanggal: 28 Mei 2024 07:58 wib.
Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan kejadian tak biasa yang melibatkan empat bule wanita yang nyasar ke area Pondok Pesantren Syaikhona Kholil di Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Keempat wanita tersebut salah masuk ke kawasan pondok pesantren karena mengira bangunan itu adalah hotel.
Kejadian itu terjadi pada Sabtu (18/5/2024) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, para santri kebingungan menemukan keempat wanita bule tersebut di area pondok pesantren. Meski ada hambatan dalam berkomunikasi, para santri mencoba untuk memberikan bantuan kepada keempat wanita tersebut.
Kejadian tak biasa ini membuat pengurus pondok pesantren, KH Nasih Aschal atau akrab disapa Kyai Nasih, merasa terkejut. Sebagian besar santri pada saat itu sedang tidur, namun keberadaan para turis wanita tersebut memang cukup mengagetkan mereka. Kejadian ini kemudian menjadi viral di media sosial setelah seorang santri mengambil video dan membagikannya.
Menurut Kyai Nasih, kejadian ini sangat jarang terjadi mengingat wilayah tersebut biasanya tidak pernah dikunjungi oleh turis, apalagi dari luar negeri. Kyai Nasih juga menambahkan bahwa kejadian ini bisa menjadi titik perhatian bagi masyarakat, terutama dalam memperkenalkan kehidupan di pesantren kepada mereka yang bukan santri.
Ponpes Syaikhona Kholil sendiri merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesia, didirikan oleh KH. Moh. Cholil bin KH. Abdul Lathif pada tahun 1861. Pesantren ini memiliki sejarah yang kaya dan merupakan pusat pendidikan agama yang terkenal di Bangkalan, Madura. Dengan sejarah yang panjang, pesantren ini memiliki banyak hal menarik yang bisa diperkenalkan kepada wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Menurut Kyai Nasih, peristiwa ini dapat membuka peluang bagi pesantren untuk menjadi destinasi religi bagi para wisatawan, termasuk dari luar negeri. Potensi ini tentu saja dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mengenalkan kehidupan di pesantren, budaya lokal, dan juga nilai-nilai keagamaan kepada masyarakat luas.
Pesantren Syaikhona Kholil juga telah mengalami perkembangan pesat dalam bidang pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi. Dengan adanya program pendidikan formal dan non-formal, pesantren ini semakin menarik minat para calon santri dari berbagai daerah.
Perlu dicatat bahwa kejadian ini juga menjadi perhatian bagi Kyai Nasih dan pihak pengelola pesantren. Mereka berharap agar turis yang berkunjung ke daerah tersebut bisa didampingi oleh pemandu agar tidak salah arah atau masuk ke area yang seharusnya tidak dikunjungi oleh wisatawan. Dengan demikian, potensi pariwisata di sekitar pesantren bisa dimanfaatkan sebaik mungkin tanpa mengesampingkan kepentingan dan kenyamanan para santri yang sedang belajar dan beraktivitas di pesantren.