Upacara Wisuda Universitas Gadjah Mada (UGM) Berubah Menjadi Panggung Aksi Seruan Keadilan
Tanggal: 29 Mei 2025 10:31 wib.
Upacara wisuda Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Rabu, 28 Mei 2025, berlangsung dalam suasana yang tidak biasa. Meskipun acara tersebut seharusnya menjadi moment yang membahagiakan bagi para wisudawan yang telah menantikan hari besar ini, suasana berubah menjadi panggung aksi seruan keadilan. Sejumlah wisudawan memilih untuk menyuarakan keprihatinan mereka terkait meninggalnya Argo Ericko Achfandi (19), seorang pemuda yang diduga menjadi korban kekerasan.
Aksi diam sejumlah wisudawan ini mengundang perhatian massa yang hadir di lokasi acara. Tanpa mengganggu jalannya prosesi wisuda, mereka dengan tenang berdiri di antara kerumunan, memegang selebaran berbentuk flyer yang berisi pesan penting. Selebaran tersebut bertuliskan 'WANTED Dicari Rakyat' lengkap dengan wajah pelaku yang dituduh bernama Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan. Dalam aksi tersebut, para wisudawan menunjukkan bahwa meskipun mereka merayakan pencapaian akademis, mereka tidak bisa menutup mata terhadap masalah sosial yang ada di sekitar mereka.
Momentum wisuda sejatinya merupakan waktu yang dimanfaatkan untuk merayakan prestasi. Namun, bagi kelompok wisudawan ini, isu keadilan sosial lebih penting dari sekadar merayakan keberhasilan individu. Ini mencerminkan kepedulian mereka terhadap nasib Argo Ericko Achfandi dan harapan akan perubahan yang lebih baik di masyarakat. Melalui aksi diam ini, mereka berharap dapat memicu kesadaran publik tentang perlunya keadilan bagi mereka yang menjadi korban sistem yang tidak adil.
Aksi ini juga menjadi simbol bahwa suara anak muda harus didengar. Di era di mana informasi dapat dengan cepat menyebar, mereka menggunakan momen wisuda untuk meningkatkan kesadaran atas kasus yang belum terpecahkan ini. Tindakan tersebut menunjukkan bahwa, bagi wisudawan ini, pendidikan tidak hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang tanggung jawab sosial. Mereka bertekad untuk tidak hanya menjadi lulusan yang pintar secara akademis, tetapi juga menjadi warga negara yang peduli dan kritis.
Masyarakat yang hadir di lokasi wisuda tampaknya sebagian besar mendukung aksi tersebut. Banyak yang bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi terhadap keperdulian dan keberanian turut menyuarakan keadilan. Suasana haru dan semangat saling menguatkan terlihat saat para wisudawan itu berdiri dalam diam, menciptakan momen yang berkesan baik dalam ingatan mereka maupun bagi semua yang hadir.
Walaupun acara wisuda seharusnya menjadi perayaan, tindakan yang dilakukan oleh wisudawan ini memberikan pesan kuat bahwa mereka tidak hanya peduli terhadap pendidikan mereka sendiri tetapi juga terhadap tragedi yang menimpa masyarakat. Hal ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap prestasi akademik, ada tanggung jawab sosial yang harus diemban.
Aksi diam ini menjadi inspirasi, menandakan bahwa generasi muda saat ini siap untuk mengambil langkah berani demi keadilan. Dengan mengangkat isu-isu sosial di forum publik, mereka berharap dapat menggalang dukungan lebih luas untuk menuntut keadilan, bukan hanya untuk Argo Ericko Achfandi, tetapi juga untuk semua korban kejahatan yang membutuhkan perhatian lebih. Sungguh, acara wisuda Universitas Gadjah Mada pada hari itu melampaui batasable dan bertransformasi menjadi sebuah panggung aksi yang penuh makna.