Trem IKN Buatan China Belum Bisa Berfungsi Otonom
Tanggal: 10 Nov 2024 05:47 wib.
Trem Otonom Terpadu (TOT) atau Autonomus Rail Transit (ART) buatan CRRC Qingdao Sifang dinilai tak bisa beroperasi secara otonom. Uji coba tersebut berlangsung sekitar satu bulan dengan menggunakan dua rute di area IKN.
Teknologi transportasi otonom terus menjadi sorotan publik karena potensinya untuk mengubah cara kita berpergian. Salah satunya adalah pengembangan trem otonom yang diteliti oleh CRRC Qingdao Sifang, sebuah perusahaan kereta api terkemuka asal China. Trem otonom ini dikenal sebagai Trem Otonom Terpadu (TOT) atau Autonomus Rail Transit (ART) dan telah diuji coba di Indonesia.
Uji coba dilakukan di area IKN dan berlangsung selama sekitar satu bulan. Dalam uji coba tersebut, trem otonom tersebut diharapkan dapat beroperasi secara mandiri tanpa intervensi manusia. Namun, hasil uji coba menunjukkan bahwa trem buatan CRRC Qingdao Sifang belum bisa berfungsi secara otonom dengan baik.
Selama uji coba, trem otonom tersebut mengalami beberapa kendala dalam beroperasi secara mandiri. Hal ini bisa terlihat dari beberapa kasus trem yang mengalami kegagalan teknis dan pengoperasian yang tidak sesuai dengan standar keselamatan transportasi. Dari hasil evaluasi sejumlah ahli transportasi dan teknologi, trem otonom buatan CRRC Qingdao Sifang dinilai belum siap untuk beroperasi secara otonom di area IKN.
Meskipun trem otonom tersebut telah menjalani uji coba atau Proof of Concept (PoC), namun masih terdapat sejumlah masalah teknis yang perlu diatasi. Salah satunya adalah ketidakmampuan trem otonom dalam menyesuaikan diri dengan dinamika lalu lintas dan situasi tak terduga di area IKN. Hal ini menjadi perhatian serius karena keselamatan penumpang dan kendaraan lainnya menjadi prioritas utama dalam mengimplementasikan teknologi transportasi otonom.
Selain itu, adaptasi terhadap infrastruktur yang ada di area IKN juga menjadi tantangan tersendiri bagi trem otonom tersebut. Diperlukan integrasi yang lebih baik antara trem otonom dan infrastruktur jalan raya serta sistem transportasi yang sudah ada. Sehingga, trem otonom dapat beroperasi secara mulus tanpa mengganggu arus lalu lintas yang sudah ada.
Dari hasil evaluasi tersebut, diperlukan langkah-langkah perbaikan dan pengembangan lebih lanjut sebelum trem otonom buatan CRRC Qingdao Sifang dapat beroperasi secara otonom di Indonesia. Pihak terkait, termasuk perusahaan pengembang dan pemerintah, perlu bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan teknis dan infrastruktur yang dihadapi.