Tragis, YouTuber Storm De Beul Meninggal Dunia dalam Badai Salju di Swedia
Tanggal: 30 Nov 2024 21:54 wib.
Seorang YouTuber yang bernama Storm De Beul telah meninggal dunia setelah terkena badai salju yang melanda saat sedang melakukan perjalanan mendaki di wilayah Jokkmokk, Swedia. Perjalanan panjangnya yang telah ditempuh selama kurang lebih setahun telah berakhir dengan tragis.
Ia dikenal sebagai seorang petualang yang sering menghabiskan waktu sendirian guna lebih dekat dengan alam, dan sering membagikan dokumenter perjalanannya sebagai konten di kanal YouTube miliknya.
Storm De Beul meninggal pada 30 Oktober 2024, dan sebelum kepergiannya, ia sempat mengirimkan pesan terakhir kepada sang nenek. Dalam pesan tersebut, ia mencoba meyakinkan sang nenek bahwa ia bisa bertahan di tengah alam liar, meskipun ia terjebak dalam badai salju yang sangat parah.
Ia menuliskan, "Salju sangat lebat di sini. Namun jangan khawatir, saya akan bertahan," sebelum merekam sebuah video untuk temannya yang menunjukkan tendanya dihadang angin kencang dan salju yang telah menutupi barang-barangnya.
Dalam klip tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa situasinya semakin memburuk. Sang ayah, Bout, juga mengungkapkan bahwa Storm memang dikenal sebagai seseorang yang tidak pernah menunjukkan rasa takut. Badai salju yang semakin parah membuat De Beul terpaksa meninggalkan tendanya dan mencari pertolongan. Namun, upaya ini tampaknya sia-sia karena ajal sudah mendekat.
Ibunya, Elisabeth, yakin bahwa tendanya telah disapu angin kencang, sehingga sang anak tidak memiliki tempat untuk berlindung. Ia menyatakan bahwa putranya pasti sangat menderita dalam kondisi yang sangat ekstrim dan akhirnya meninggal sendirian. Tidak dapat menahan kesedihan, ibunya juga mengungkapkan bahwa ia terus-menerus teringat akan momen-momen akhir yang mungkin dialami putranya.
Ketika tubuh De Beul ditemukan oleh petugas keselamatan, kakinya benar-benar beku dan hidungnya patah, yang diduga akibat kedinginan dan terjatuh tengkurap. Bagi keluarganya, menyelamatkan hidupnya hanya dengan bertahan selama satu hari saja akan menjadi penyesalan yang besar.
Pasalnya, Storm sebenarnya berada cukup dekat dengan mobilnya dan sudah berencana untuk meninggalkan alam liar menuju rumahnya. Namun, badai salju yang kencang sudah terlanjur menghadang, membuatnya sulit untuk bertahan.
Sebelum kehilangan nyawanya, Storm sempat menghubungi layanan darurat untuk meminta pertolongan. Ia menjelaskan kondisinya yang sudah terluka, namun sayangnya petugas keselamatan tidak dapat menyelamatkan nyawanya. Saat helikopter tiba sehari setelahnya, ia telah dinyatakan meninggal dunia.
Sang ayah berencana untuk kembali ke lokasi petualangan anaknya ketika musim semi tiba, dengan tujuan untuk mengumpulkan barang-barang Storm, terutama kameranya. Ia menyatakan bahwa video-video yang dihasilkan oleh anaknya sangat berharga bagi keluarganya. Hal ini menunjukkan betapa berharganya kenangan-kenangan yang tertuang dalam setiap petualangan yang dilalui oleh Storm.
Mengenai channel YouTube milik Storm, @StormOutoodrsy, ia memiliki 1.320 subscriber dan telah mengunggah 14 video. Kontennya memiliki detail sinematografi yang memukau dengan kualitas audio yang mumpuni.
Pengikutnya turut menyampaikan belasungkawa atas kepergiannya, dengan harapan bahwa orang tuanya dapat berdamai dengan kenyataan bahwa sang anak meninggal saat sedang melakukan apa yang dia cintai. Ini merupakan bukti betapa besarnya pengaruh dan kecintaan para pengikut terhadap Storm dan karya-karyanya.