Sumber foto: iStock

Tragis! Pria India Tewas Setelah Telan Anak Ayam Hidup-Hidup untuk Ritual Kesuburan

Tanggal: 2 Jan 2025 17:01 wib.
Seorang pria India mengalami kematian tragis setelah menelan anak ayam hidup-hidup. Anak ayam itu tersangkut di tenggorokannya, menyebabkan kematiannya yang mendadak. Pria tersebut adalah Anand Yadav, berusia 35 tahun, berasal dari desa Chhindkalo di distrik Ambikapur, Chhattisgarh.

Kronologis kejadian dimulai ketika Anand mengeluhkan sakit kepala yang sangat parah setelah mandi. Dia kemudian pingsan di rumahnya. Keluarganya segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Meskipun petugas medis berusaha keras untuk menyelamatkan nyawanya, Anand akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Selama pemeriksaan post mortem, dokter tidak dapat menentukan penyebab pasti kematian Anand hingga ditemukan adanya sayatan di tenggorokannya. Ketika dilakukan otopsi, ditemukan sebuah anak ayam berukuran 20cm yang tersangkut di tenggorokan Anand.

Dokter yang melakukan otopsi, Santu Bag, menyatakan bahwa anak ayam tersebut menyumbat jalur pernapasan dan makanan Anand, menyebabkan kematian mendadak tersebut.

Sorotan kematian yang tragis ini menarik perhatian masyarakat setempat, termasuk dokter dan petugas medis yang terlibat dalam penanganan jenazah Anand.

Menurut pernyataan Santu Bag, yang dikutip dari South China Morning Post pada Minggu (28/12/2024), kasus ini merupakan kasus pertama dalam karirnya yang melibatkan penyumbatan tenggorokan akibat menelan anak ayam hidup-hidup. Temuan ini mengejutkan banyak pihak.

Tidak hanya menimbulkan kegamangan di kalangan medis, kasus ini juga menarik perhatian polisi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Keluarga Yadav masih belum memberikan komentar resmi terkait tragedi yang menimpa Anand.

Masyarakat setempat menyebutkan bahwa Anand menelan anak ayam tersebut karena sebuah keyakinan takhayul. Mereka mengungkapkan bahwa Anand percaya bahwa dengan menelan anak ayam hidup, penyakit kemandulan yang diidapnya akan sembuh.

Anand dan istrinya telah menjalin hubungan pernikahan selama bertahun-tahun tanpa dikaruniai anak. Dorongan keputusasaannya untuk memiliki keturunan membuatnya mencoba metode tradisional yang dikenal sebagai "tantrik" dalam budaya India.

Tantrik, sebagai sebuah metode pengobatan mistis yang melekat dalam budaya India, sering dikaitkan dengan praktik yang melibatkan kekuatan gaib, yoga, dan filsafat agama. Namun, tindakan Anand menelan anak ayam dalam upaya untuk mengatasi kemandulannya justru mengakibatkan tragedi yang mengguncang warga desa.

Di India, masalah infertilitas merupakan persoalan serius. Menurut Indian Society of Assisted Reproduction, sekitar 27,5 juta orang di India mengalami infertilitas, di mana faktor infertilitas pada pria menyumbang sekitar 40-50%. Fenomena ini menjadi bukti betapa pentingnya pendekatan medis yang komprehensif dalam menangani masalah kesehatan reproduksi.

Faktor-faktor seperti stres, gaya hidup tidak sehat, dan pengaruh lingkungan menjadi kontributor utama terjadinya masalah infertilitas di India. Hal ini sejalan dengan laporan yang diungkapkan oleh The New Indian Express.

Meskipun demikian, infertilitas dapat diatasi melalui berbagai upaya pengobatan. Perawatan umum yang umum dilakukan meliputi penggunaan obat-obatan, prosedur bedah, hingga metode bantu konsepsi seperti in vitro fertilisasi (IVF).

Dengan demikian, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan kesehatan yang tepat agar dapat mengatasi masalah ini dengan cara yang efektif dan aman.

Kasus Anand Yadav menjadi cerminan dari kompleksitas masalah kesehatan reproduksi, serta penegasan bahwa pendekatan medis yang berbasis pada upaya ilmiah dan bukan kepercayaan takhayul adalah langkah yang lebih bijaksana dalam menangani masalah kesehatan.

Dalam konteks ini, pendidikan kesehatan yang komprehensif dan pendekatan biomedis yang terintegrasi menjadi hal yang sangat penting agar masyarakat dapat menghindari praktik-praktik yang berpotensi membahayakan kesehatan mereka. Menempatkan kesehatan reproduksi sebagai prioritas dapat meminimalkan risiko terjadinya kasus serupa di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved