TNI-Polri Evakuasi 230 Warga di Enam Desa yang Tinggal di Radius Bahaya Gunung Ibu
Tanggal: 20 Jan 2025 14:19 wib.
Tampang.com | Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik hingga Sabtu (18/1/2025). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa aktivitas gunung tersebut semakin intens, dengan catatan 28 gempa erupsi, 1 gempa guguran, 35 gempa hembusan, dan 72 gempa vulkanik dangkal dalam satu hari. Kondisi ini memaksa warga yang tinggal di zona bahaya untuk segera dievakuasi demi keselamatan.
Menghadapi ancaman erupsi Gunung Ibu, TNI-Polri bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat telah bergerak cepat mengevakuasi 230 warga dari enam desa di Kecamatan Tabaru. Desa-desa tersebut berada dalam radius bahaya yang ditetapkan oleh PVMBG. Proses evakuasi dilakukan dengan melibatkan kendaraan taktis, ambulans, dan bantuan dari relawan setempat.
“Kami memastikan semua warga yang tinggal di zona bahaya segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Saat ini, mereka telah ditempatkan di posko pengungsian yang berada di luar radius 5 kilometer dari puncak gunung,” ujar Komandan Kodim 1501/Ternate, Letkol Inf Hendrik Simarmata.
Para pengungsi saat ini ditempatkan di dua lokasi utama yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah, yaitu gedung olahraga dan sekolah di kecamatan terdekat. Di posko pengungsian, para warga mendapatkan bantuan logistik berupa makanan, air bersih, selimut, serta pelayanan kesehatan.
“Kami terus memantau kebutuhan para pengungsi, terutama kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil. Tim medis juga telah disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan,” kata Kepala BPBD Halmahera Barat, Harun Kadir.
PVMBG telah menetapkan status Gunung Ibu dalam level siaga sejak awal Januari 2025, menyusul peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Gunung Ibu dikenal sebagai salah satu gunung berapi aktif di Maluku Utara dengan potensi bahaya berupa letusan material vulkanik, lontaran batuan pijar, serta aliran lava.
“Kami terus memantau aktivitas Gunung Ibu melalui pos pemantauan yang ada di Desa Duono. Berdasarkan data terbaru, ada peningkatan jumlah gempa vulkanik yang menunjukkan pergerakan magma ke permukaan. Warga diharapkan tetap waspada dan tidak kembali ke zona bahaya sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,” ujar Kepala PVMBG, Andi Sulaiman.
Di tengah situasi darurat ini, berbagai pihak menunjukkan solidaritas dengan memberikan bantuan kepada para pengungsi. Organisasi masyarakat dan relawan lokal turut mengirimkan bantuan logistik dan perlengkapan lainnya untuk mendukung kebutuhan harian di tempat pengungsian.
“Kami sangat berterima kasih kepada TNI-Polri dan semua pihak yang telah membantu evakuasi kami. Kami hanya berharap situasi ini segera membaik agar bisa kembali ke rumah,” ujar Yulius, salah seorang warga yang mengungsi.
Ancaman erupsi Gunung Ibu menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan. Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus berupaya memberikan perlindungan dan pelayanan terbaik bagi warga yang terdampak.
Dengan aktivitas vulkanik yang masih tinggi, masyarakat diminta untuk selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang dan mengutamakan keselamatan. Semua pihak berharap situasi ini segera membaik, dan warga yang terdampak dapat kembali ke rumah mereka dalam kondisi aman.