Sumber foto: Google

Tim Penyelamat Mencari Korban Selamat Setelah Gempa Dahsyat di Tibet

Tanggal: 8 Jan 2025 20:24 wib.
Tim penyelamat terus mencari korban selamat hingga malam setelah gempa bumi besar yang menewaskan sedikitnya 126 orang dan merusak lebih dari 3.000 bangunan di wilayah terpencil Tibet, Tiongkok, dekat Gunung Everest.

Sebanyak 188 orang lainnya terluka akibat gempa yang melanda kaki pegunungan Himalaya sekitar pukul 09:00 waktu setempat (01:00 GMT) pada hari Selasa, menurut media pemerintah Tiongkok. Operasi penyelamatan skala besar segera dilakukan, sementara para korban menghadapi tekanan tambahan karena suhu diperkirakan turun hingga -16°C pada malam hari.

Gempa bumi umum terjadi di wilayah ini yang terletak di garis patahan geologi utama, tetapi gempa pada hari Selasa merupakan salah satu yang paling mematikan di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir.


Rincian Gempa dan Dampaknya


Gempa dengan kekuatan 7,1 yang terjadi pada kedalaman 10 km menurut data dari Survei Geologi AS (USGS) juga dirasakan di Nepal dan beberapa bagian India yang berbatasan dengan Tibet.

Video yang dipublikasikan oleh penyiar negara Tiongkok, CCTV, menunjukkan rumah-rumah hancur dan bangunan runtuh di kota suci Shigatse, Tibet, dengan petugas penyelamat bekerja di antara puing-puing dan membagikan selimut tebal kepada penduduk setempat.

Di wilayah Tingri, dekat pusat gempa di kaki utara Himalaya, suhu sudah mencapai -8°C sebelum malam tiba, menurut Administrasi Meteorologi Tiongkok.

Seorang penduduk lokal, Sangji Dangzhi, yang supermarketnya rusak akibat gempa, mengatakan banyak rumah hancur parah. "Di sini, rumah-rumah terbuat dari tanah sehingga ketika gempa datang, banyak rumah ambruk," ujar pria berusia 34 tahun itu melalui telepon kepada AFP, menambahkan bahwa ambulans terus membawa orang ke rumah sakit sepanjang hari.

Media pemerintah melaporkan bahwa hingga pukul 19:00 waktu setempat, sekitar 3.609 bangunan telah runtuh, yang berpotensi membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.


Reaksi Penduduk dan Gangguan Layanan


Seorang tamu hotel di Shigatse mengatakan kepada media Fengmian News bahwa dia terbangun akibat guncangan hebat. Dia segera mengambil kaus kaki dan bergegas keluar ke jalan, di mana dia melihat helikopter berputar di atas kepala.

"Lantainya terasa seperti diangkat," katanya, menambahkan bahwa dia langsung tahu itu adalah gempa karena Tibet baru-baru ini mengalami beberapa gempa kecil.

Layanan listrik dan air di wilayah tersebut terganggu, sementara lebih dari 40 gempa susulan terjadi beberapa jam setelah gempa utama. Media pemerintah Tiongkok melaporkan bahwa gempa tersebut memiliki kekuatan sedikit lebih kecil, yakni 6,8, tetapi menyebabkan "guncangan yang jelas".


Tindakan Penyelamatan dan Dukungan Spiritual


Jiang Haikun, seorang peneliti di Pusat Jaringan Gempa Tiongkok, mengatakan kepada CCTV bahwa meskipun gempa berkekuatan sekitar 5 masih mungkin terjadi, "kemungkinan gempa yang lebih besar sangat kecil."

Wilayah Tingri, yang terletak di kaki Gunung Everest, adalah basis populer bagi pendaki yang bersiap untuk mendaki puncak tertinggi di dunia. Tur wisata Everest yang dijadwalkan Selasa pagi dibatalkan, dan area wisata telah sepenuhnya ditutup.

Wilayah Shigatse, yang berpenduduk sekitar 800.000 orang, adalah tempat kedudukan tradisional Panchen Lama, tokoh penting dalam agama Buddha Tibet.

Pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, Dalai Lama, menyatakan kesedihan mendalam atas bencana ini. "Saya mendoakan mereka yang telah kehilangan nyawa dan berharap pemulihan yang cepat bagi semua yang terluka," katanya dalam pernyataan resmi.


Konteks Gempa di Wilayah Ini


Wilayah tersebut sering mengalami aktivitas seismik karena terletak di dekat pertemuan lempeng tektonik India dan Eurasia. Pada tahun 2015, gempa berkekuatan 7,8 di dekat Kathmandu, Nepal, menewaskan hampir 9.000 orang dan melukai lebih dari 20.000 lainnya.

Guncangan pada Selasa pagi membangkitkan kenangan akan bencana tersebut bagi warga Kathmandu. "Pada 2015, saya bahkan tidak bisa bergerak ketika gempa melanda," kata Manju Neupane, seorang pemilik toko. "Hari ini situasinya tidak menakutkan seperti itu. Namun, saya khawatir gempa besar lainnya mungkin akan datang."
Copyright © Tampang.com
All rights reserved