Sumber foto: Pinterest

Teman Tersenyum Tapi Menusuk Diam-Diam? Kenali Tanda Teman Palsu

Tanggal: 27 Mei 2025 11:07 wib.
Tampang.com | Siapa sih yang nggak pengen punya banyak teman? Rasanya senang kalau dikelilingi orang-orang yang peduli dan bisa diajak seru-seruan bareng. Tapi, di tengah keramaian pergaulan, kadang kita lupa kalau nggak semua senyum itu tulus, dan nggak semua dukungan itu datang dari hati. Ada kalanya, di antara lingkaran pertemanan kita, terselip satu atau dua teman palsu yang bisa jadi menusuk diam-diam. Nah, penting banget nih buat kita punya social warning alias kepekaan sosial untuk mengenali tanda-tandanya biar nggak jadi korban.

Pernah nggak kamu cerita sesuatu yang penting, eh, besoknya rahasiamu sudah jadi obrolan banyak orang? Atau, saat kamu dapat kabar baik, temanmu ikut senang, tapi sorot matanya kok kayak ada sesuatu yang tersembunyi? Bisa jadi itu salah satu indikasi. Teman palsu itu biasanya lihai banget main peran. Di depanmu, mereka bisa jadi pendengar yang baik, pemberi saran yang bijak, atau bahkan yang paling heboh mendukung setiap langkahmu. Tapi, begitu kamu membalikkan badan, ceritanya bisa beda.

Salah satu tanda paling jelas dari pertemanan palsu adalah iri hati yang tersembunyi. Mereka mungkin nggak akan terang-terangan bilang cemburu, tapi perilaku mereka yang nggak konsisten bisa jadi petunjuk. Misalnya, saat kamu sukses, mereka akan mengucapkan selamat, tapi kemudian seringkali mengecilkan pencapaianmu atau bahkan mencoba mengalihkan perhatian ke diri mereka sendiri. Mereka mungkin jarang memuji tulus, tapi cepat banget menemukan kekurangan atau kesalahanmu. Parahnya, mereka bisa jadi penyebar gosip tentang dirimu di belakang punggungmu. Ini jelas bikin perasaan nggak enak dan mengikis kepercayaan.

Selain itu, toxic friend alias teman beracun juga seringkali cuma ada saat mereka butuh sesuatu darimu. Coba deh perhatikan, kapan mereka paling sering menghubungi? Apakah saat butuh bantuan, butuh didengarkan keluh kesah mereka, atau butuh dipinjamkan sesuatu? Tapi begitu kamu yang butuh, mereka seolah hilang ditelan bumi, susah dihubungi, atau selalu punya alasan. Ini bukan cuma soal butuh bantuan, tapi juga soal keseimbangan dalam memberi dan menerima dalam sebuah pertemanan. Kalau cuma satu pihak yang terus-menerus memberi, itu bukan pertemanan yang sehat.

Tanda lain yang patut diwaspadai adalah mereka seringkali nggak bisa dipercaya. Kalau kamu cerita rahasia, cepat banget bocor. Kalau kamu janji ketemuan, mereka sering telat atau bahkan nggak datang tanpa kabar. Atau, mereka cenderung membicarakan kejelekan orang lain di depanmu, yang artinya kemungkinan besar mereka juga melakukan hal yang sama tentangmu di belakangmu. Lingkungan pertemanan yang penuh keraguan dan ketidakpercayaan tentu nggak akan bikin nyaman.

Lalu, bagaimana kita harus bersikap? Pertama, jangan naif. Percaya itu bagus, tapi kepekaan itu perlu. Mulai perhatikan pola perilaku teman-temanmu. Kedua, dengarkan instingmu. Kadang, ada firasat nggak enak tentang seseorang, meskipun kita nggak bisa menjelaskan kenapa. Firasat itu bisa jadi sinyal awal. Ketiga, amati bagaimana mereka bersikap di depan dan di belakangmu. Keempat, batasi diri. Nggak perlu langsung konfrontasi atau menjauhi sepenuhnya jika kamu belum yakin, tapi mulailah membatasi informasi personal yang kamu bagikan.

Mencari teman asli atau palsu itu memang butuh waktu dan pengalaman. Pertemanan yang sehat itu seharusnya saling mendukung, jujur, bisa dipercaya, dan membuatmu merasa nyaman jadi dirimu sendiri. Kalau ada teman yang justru membuatmu merasa cemas, rendah diri, atau bahkan memanipulasi, mungkin sudah saatnya kamu meninjau ulang peran mereka dalam hidupmu. Kadang, lebih baik punya sedikit teman tapi berkualitas, daripada banyak teman tapi justru membawa luka.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved