Tangis Warga Gaza Saksikan Rumah Tinggal Puing, Ini Seperti Kiamat
Tanggal: 23 Jan 2025 12:31 wib.
Manal Selim, seorang warga Gaza, pulang ke rumahnya setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan. Namun, saat tiba di Raffah, kota tempat tinggalnya, ia hanya menemukan puing-puing yang sebelumnya adalah rumahnya. Perang selama 15 bulan telah menghancurkan kota ini, membuatnya menjadi porak-poranda. Selim berdiri di tengah reruntuhan dan melihat sekeliling, hanya ada serpihan beton, kaca, dan kayu yang mengingatkan pada kehancuran yang terjadi.
“Ini seperti kiamat,” ujar Selim, suaranya hampir tak terdengar di tengah sepi reruntuhan. Rumah yang dulu ia tempati bersama keluarganya kini hilang, tergantikan dengan puing-puing yang tak bisa dikenali. Ia mengenang bagaimana dulu rumah itu penuh dengan tawa dan kehidupan, namun sekarang hanya ada kesunyian dan kehancuran yang mengiris hati.
Perang antara Israel dan Hamas telah menghancurkan banyak bagian Gaza, termasuk Raffah, yang terletak di selatan wilayah tersebut. Bagi Selim dan ribuan warga Gaza lainnya, pulang setelah gencatan senjata seharusnya membawa harapan. Namun, kenyataannya jauh berbeda. Hanya ada reruntuhan yang mengingatkan mereka pada betapa besar dampak perang ini. Tidak ada lagi kehidupan seperti sebelumnya, hanya kepingan puing yang berserakan di sepanjang jalan.
Menurut Selim, apa yang ia lihat tidak pernah terbayangkan sebelumnya. “Dulu ada rumah, ada kehidupan. Anak-anak bermain di halaman, orang-orang berbincang di teras. Sekarang, semuanya hilang,” katanya dengan wajah yang penuh kesedihan. Di hadapannya, hanya ada jalan-jalan kosong, gedung-gedung yang hancur, dan sisa-sisa rumah yang menjadi tumpukan puing.
Tidak hanya fisik yang rusak, namun psikologis warga Gaza juga terluka dalam perang ini. Bagi Manal Selim, kehilangan rumah adalah luka mendalam yang sulit diobati. Namun, jauh lebih pedih adalah kenyataan bahwa banyak keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam kekerasan yang berlangsung begitu lama. Rumah yang dulu menjadi tempat berlindung, kini menjadi tumpukan sisa-sisa kehidupan.
Perang Israel-Hamas selama 15 bulan ini telah menewaskan ribuan orang, termasuk banyak perempuan dan anak-anak. Infrastruktur hancur, dan ekonomi Gaza yang sudah rapuh semakin terpuruk. Penderitaan ini tidak hanya dirasakan oleh Selim, tetapi oleh seluruh warga Gaza yang kini harus menghadapi kenyataan pahit dari perang yang tiada akhir.
Meski begitu, di tengah reruntuhan ini, Manal Selim dan banyak warga Gaza lainnya tetap berpegang pada harapan. Mereka berharap bisa membangun kembali kehidupan mereka, meskipun tantangan besar menanti. Selim menyadari bahwa proses tersebut tidak akan mudah, tetapi ia tetap bertekad untuk melanjutkan hidup, meskipun rumah yang dulu ia cintai kini hanya tinggal kenangan.
Harapan untuk masa depan masih hidup di hati banyak orang Gaza. Mereka tahu bahwa meskipun puing-puing ini menyelimuti kota mereka, semangat untuk bertahan hidup dan membangun kembali Gaza tetap akan ada. Dengan dukungan internasional dan tekad yang kuat, warga Gaza percaya bahwa suatu hari mereka akan bisa bangkit kembali dari kehancuran ini.