Tak Setuju Media Sosial Dibatasi untuk Anak, Ketum PBNU Banyak Konten Bermanfaat
Tanggal: 22 Jan 2025 19:11 wib.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, menyampaikan pendapatnya mengenai rencana pembatasan media sosial untuk anak. Gus Yahya berharap pemerintah mempertimbangkan dengan hati-hati mekanisme penerapan kebijakan tersebut, jika memang serius untuk mengeluarkan peraturan yang membatasi akses media sosial bagi anak-anak.
Gus Yahya menegaskan bahwa media sosial bukan hanya ruang negatif, tetapi juga bisa menjadi platform yang sangat bermanfaat jika digunakan dengan bijak. Dalam pandangannya, banyak konten positif yang dapat mendukung pendidikan, pengembangan kreativitas, dan bahkan kegiatan sosial yang berguna bagi anak-anak.
Menurut Gus Yahya, media sosial telah berkembang menjadi alat yang dapat menghubungkan berbagai kalangan dan menyediakan akses terhadap berbagai informasi yang bermanfaat. "Media sosial itu bukan hanya ruang untuk hal-hal negatif. Ada banyak konten yang mendidik, menginspirasi, dan dapat membantu anak-anak dalam belajar," jelas Gus Yahya dalam sebuah wawancara.
Gus Yahya menambahkan bahwa peran orang tua dan pendidik menjadi sangat penting dalam mengarahkan anak-anak untuk menggunakan media sosial secara produktif. “Orang tua harus memberikan pengarahan yang tepat, serta mendampingi anak-anak dalam menggunakan media sosial. Kita tidak bisa menganggap semuanya buruk, karena di sana ada banyak hal yang bisa bermanfaat,” tuturnya.
Sementara itu, terkait dengan wacana pembatasan media sosial untuk anak, Gus Yahya mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut perlu dipertimbangkan dengan matang. Pembatasan yang terlalu ketat dapat mengurangi peluang anak untuk mengakses informasi yang positif. Oleh karena itu, jika pemerintah ingin mengeluarkan kebijakan semacam itu, Gus Yahya menyarankan agar dibuat dengan pendekatan yang lebih terarah dan proporsional.
"Kebijakan yang terlalu rigid bisa merugikan anak-anak kita. Justru kita perlu mengedukasi mereka tentang cara menggunakan media sosial dengan bijak, bukan hanya membatasi akses mereka," ujarnya.
Gus Yahya juga menyoroti pentingnya pendidikan literasi digital di kalangan anak-anak. "Anak-anak perlu diajarkan tentang bagaimana memanfaatkan media sosial secara baik, bagaimana memilah informasi yang benar dan yang tidak, serta bagaimana menghindari konten yang merugikan," katanya.
Selain itu, ia mengajak pemerintah untuk lebih fokus pada upaya mengembangkan pendidikan literasi media sosial yang lebih mendalam, agar anak-anak tidak hanya bisa menggunakan teknologi, tetapi juga memahami dampak dan risikonya.
Gus Yahya berharap pemerintah dapat menciptakan kebijakan yang seimbang, yang melibatkan kerjasama antara orang tua, masyarakat, dan sekolah. Pembatasan yang terlalu ketat justru bisa menciptakan ketergantungan pada sistem pembatasan, tanpa memberikan pemahaman yang cukup kepada anak-anak tentang cara mengakses dan menggunakan teknologi dengan bijak.
Dengan pendekatan yang lebih edukatif dan adaptif, media sosial dapat menjadi sarana yang bermanfaat bagi perkembangan anak-anak tanpa harus terjebak pada efek samping yang merugikan.