Sumber foto: iStock

Tabungan Seumur Hidup Diserahkan Diam-Diam: Kisah Mengharukan Nenek 90 Tahun yang Sumbangkan Ratusan Juta untuk Mahasiswa

Tanggal: 8 Jun 2025 18:30 wib.
Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali diwarnai oleh kisah egoisme dan individualisme, sebuah cerita luar biasa datang dari Korea Selatan. Seorang wanita lanjut usia yang enggan disebutkan namanya telah menunjukkan arti sejati dari kemurahan hati dan kepedulian sosial. Ia memilih untuk menyumbangkan tabungan seumur hidupnya senilai 50 juta won, atau sekitar Rp600 juta, kepada Universitas Kyung Hee di Seoul.

Tindakan mulia ini bukan dilakukan oleh tokoh ternama, pejabat tinggi, atau selebriti. Tapi justru oleh seorang nenek berusia 90-an tahun, yang selama hidupnya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Ia tidak menginginkan popularitas, penghargaan, apalagi imbalan. Niatnya sederhana namun luar biasa: agar para mahasiswa yang kesulitan finansial tetap bisa mengenyam pendidikan.

Dibungkus Koran, Diserahkan Tanpa Nama

Mengutip dari Korea Herald, pihak Universitas Kyung Hee menyampaikan bahwa donasi tersebut datang dalam bentuk setumpuk uang tunai yang dibungkus dengan kertas koran. Tidak ada upacara resmi, tidak ada publikasi megah, dan tidak ada pernyataan media dari sang penyumbang. Wanita tersebut datang secara langsung, menyerahkan uang itu dengan tangan sendiri, dan menolak segala bentuk penghargaan atau hadiah dari pihak universitas.

Sikap rendah hati dan ketulusan itulah yang membuat pihak universitas merasa sangat tersentuh. Bahkan dalam pernyataan resminya, mereka menyebut bahwa sumbangan ini bukan hanya sebuah kontribusi, melainkan wujud nyata dari keinginan tulus untuk menciptakan perubahan positif dalam dunia pendidikan.

Tidak Pernah Kuliah, Tapi Peduli pada Pendidikan

Dalam pernyataan singkatnya, wanita lanjut usia tersebut mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi. Namun, itu tidak menghalangi semangatnya untuk membantu orang lain agar bisa meraih impian melalui jalur pendidikan.

"Saya tidak pernah sekolah tinggi, tetapi saya ingin mendukung para mahasiswa agar mereka dapat terus belajar," ucapnya. "Saya ingin menabung lebih banyak, tapi karena usia saya yang sudah tua, saya memilih untuk menyumbangkan apa yang sudah saya simpan selama ini."

Tak hanya itu, ia juga menyatakan kepercayaannya bahwa Universitas Kyung Hee akan menggunakan dana tersebut secara adil dan transparan, meskipun ia sendiri bukan alumni dari kampus itu, begitu pula dengan anak-anaknya.

Kepercayaan itu bukan sesuatu yang datang begitu saja. Di usia senja, wanita ini tentu memiliki insting kuat dalam menilai karakter sebuah institusi. Ia memilih Universitas Kyung Hee karena percaya bahwa kampus tersebut memiliki tanggung jawab moral yang tinggi untuk membantu mahasiswa yang memang benar-benar membutuhkan bantuan finansial.

Dana untuk Mahasiswa yang Berjuang

Dana sebesar 50 juta won yang ia sumbangkan akan dialokasikan sepenuhnya sebagai beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu secara ekonomi. Ini adalah langkah konkret untuk memperluas akses pendidikan dan meringankan beban biaya hidup serta biaya kuliah, terutama di masa di mana pendidikan semakin mahal dan kompetitif.

Universitas Kyung Hee sendiri menyambut hangat niat mulia tersebut dan menyatakan bahwa dana itu akan disalurkan secara transparan dan bertanggung jawab. Mereka menyebut bahwa semangat dari sumbangan ini akan menjadi inspirasi, tidak hanya bagi mahasiswa penerima beasiswa, tetapi juga bagi masyarakat luas untuk lebih peduli pada pentingnya akses pendidikan yang merata.

Refleksi dan Pelajaran Sosial: Makna Kebaikan yang Tak Terlihat

Apa yang dilakukan nenek ini adalah simbol kekuatan kebaikan diam-diam, yang sering kali luput dari perhatian publik. Di saat dunia sering mengagungkan aksi-aksi viral dan pencitraan di media sosial, tindakan wanita ini hadir tanpa embel-embel pencapaian pribadi. Ia tidak mencari popularitas, bahkan menolak disebutkan namanya, karena menurutnya bantuan itu adalah bentuk pengabdian yang ikhlas.

Sumbangan itu juga menunjukkan bahwa siapapun bisa berkontribusi pada perubahan besar, tidak harus lewat panggung atau status sosial tinggi. Kadang, yang paling bermakna adalah tindakan kecil yang lahir dari hati besar.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa investasi terbaik bukan selalu dalam bentuk bisnis, properti, atau saham. Tapi investasi dalam pendidikan—dalam manusia—yang dapat menciptakan generasi baru yang berdaya, tangguh, dan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Kesimpulan: Inspirasi Tanpa Nama, Dampak yang Abadi

Wanita tua dari Korea Selatan ini telah memberi pelajaran penting kepada kita semua: bahwa tidak ada kata terlambat untuk membantu, dan bahwa ukuran kebaikan bukan ditentukan oleh siapa yang memberi, tapi oleh niat tulus dan dampak positif yang dihasilkan. Dalam dunia yang sering sibuk mengejar materi dan pengakuan, ia hadir sebagai pengingat bahwa ketulusan masih ada, dan pendidikan adalah jalan mulia yang layak diperjuangkan oleh siapa pun, untuk siapa pun.

Kisah ini patut disebarkan, bukan untuk mengangkat sosok yang menyumbang, tapi untuk mengangkat nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan kepedulian sosial yang seharusnya kita rawat bersama.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved