Sudah Enak jadi Polisi Malah Pingin Berubah Jadi "Wonder Women"

Tanggal: 21 Sep 2017 15:19 wib.
Tampang.com- Ya kembali manusia tidak pernah puas dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita, sudah diberikan kemuliaan menjadi seorang polisi penegak hukum dengan segudang penghargaan, malah ingin menjadi yang lebih, menjadi “Wonder Women’ yang sesungguhnya semua terjadi di Argentina.

Analia Pasantino telah bertugas di kepolisian federal Argentina selama 20 tahun, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menjadi seorang transgender.

Namun, keputusannya harus dibayar mahal. Ia dipaksa untuk mengundurkan diri pada 2008 lalu. Kini, hampir satu dekade kemudian, wajahnya kembali dihias senyum dan rasa bangga. Ia kembali ditugaskan sebagai polisi, meski telah mengubah jenis kelamin. 

Pasantino kini menjabat sebagai Deputi Komisioner Departemen Komunikasi kepolisian federal Argentina. Tak tanggung-tanggung, sekembalinya Pasantino ke satuan kepolisian ia menyandang status 'chief'



"Dunia telah berubah. Anda bisa hidup sesuai dengan identitas gender apapun. Kini tak perlu lagi bagi setiap warga negara untuk menjalani kehidupan ganda," tambah Pasantino.

"Ini sebuah tonggak pembaruan. Aku jadi transgender pertama di Amerika Latin yang berstatus sebagai chief polisi. Ini menjadi langkah penting bagi Amerika Latin dan dunia bahwa kepolisian merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang," jelas Analia Pasantino.

Pada 2012, memang Argentina menjadi negara pertama yang mengakui kebebasan bagi warga negaranya untuk melakukan operasi transgender tanpa harus melalui prosedur hukum, psikiater, dan medis. Dua tahun sebelumnya, Negeri Tango juga melegalisasi pernikahan sesama jenis.

Sejak tahun 1988, Pasantino merupakan anggota kepolisian yang dihias berbagai tanda jasa dengan menjadi pemimpin satuan tugas anti-narkotika dan juru bicara untuk kepolisian.Namun di rumah dan di luar kesibukannya sebagai aparat penegak hukum, Pasantino hidup sebagai seorang perempuan.

Saat proses transisi menjadi perempuan, pria yang telah menjadi polisi selama 20 tahun itu selalu didukung oleh istrinya, Silvia Mauro. Sang istri bahkan mendampingi sang suami kala Pasantino mengalami krisis kepercayaan diri setelah berdandan layaknya perempuan.

"Komentar istriku menjadi momen krusial, ia bilang, 'lebih baik kau keluar rumah dengan kondisi seperti ini atau tidak sama sekali.' Ia telah mendukungku untuk semua hal dan jadi pilar hidupku," jelas Pasantino.

Bersama istrinya, Pasantino berjuang untuk mendapatkan pengakuan legal untuk mengubah sertifikasi mengubah nama serta gelar sarjana hukum. Mereka juga turut dibantu oleh Mara Perez, seorang aktivis pembela hak transgeder.

Pada 2008, dipaksa untuk mengundurkan diri setelah mengaku sebagai perempuan transgender.

Sejak kepemimpinan kepolisian berubah, Pasantino mendapatkan kesempatan untuk kembali menjadi aparat penegak hukum, kali ini sebagai seorang perempuan.

"Kini, aku tak pernah merasa sebangga ini pada diriku sendiri," tutup Pasantino.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved