Sumber foto: Google

Studi: Puasa Intermiten 4:3 Lebih Efektif Turunkan Berat Badan Dari Hitungan Kalori Harian

Tanggal: 5 Apr 2025 21:26 wib.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa puasa intermiten dengan pola 4:3 lebih efektif dalam menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan jantung dibandingkan diet harian dengan pembatasan kalori. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University of Colorado School of Medicine dan melibatkan 165 orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Puasa intermiten 4:3 adalah metode yang melibatkan puasa selama tiga hari non-berturut-turut dalam seminggu, di mana asupan kalori dibatasi hingga sekitar 500 kalori per hari puasa. Sementara pada empat hari lainnya, peserta dapat makan secara normal tanpa perlu menghitung kalori secara ketat. Berbeda dengan pendekatan ini, diet tradisional dengan pembatasan kalori harian umumnya menganjurkan pengurangan asupan harian sekitar 20-30% dari kebutuhan kalori individu.

Dalam studi yang berlangsung selama satu tahun ini, para peneliti membagi peserta ke dalam dua kelompok: satu mengikuti pola puasa intermiten 4:3, dan satu lagi menjalani pembatasan kalori harian. Hasilnya cukup mencolok. Kelompok puasa intermiten mengalami penurunan berat badan rata-rata sebesar 9 kg, sementara kelompok pembatasan kalori harian hanya turun sekitar 6 kg.

Tak hanya lebih efektif dalam menurunkan berat badan, puasa intermiten 4:3 juga terbukti memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan jantung. Para peserta yang menjalani puasa mengalami penurunan kadar tekanan darah dan perbaikan profil lipid, termasuk penurunan kolesterol jahat (LDL) serta peningkatan kolesterol baik (HDL). Efek ini menunjukkan bahwa pendekatan ini bisa menjadi strategi efektif jangka panjang bagi individu yang ingin memperbaiki kesehatan kardiovaskular mereka.

Dr. Krista Varady, salah satu peneliti utama dalam studi ini, menyebutkan bahwa fleksibilitas metode 4:3 menjadi salah satu kunci keberhasilannya. “Peserta tidak merasa terlalu terbebani karena mereka bisa makan bebas di hari-hari non-puasa. Ini meningkatkan kepatuhan dan keberlanjutan program diet,” ujarnya.

Namun, peneliti juga mengingatkan bahwa puasa intermiten tidak cocok untuk semua orang. Mereka yang memiliki riwayat gangguan makan, wanita hamil, atau individu dengan kondisi medis tertentu disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mencoba metode ini.

Studi ini memperkuat tren global yang mulai melirik puasa intermiten sebagai alternatif yang efektif dan praktis dalam manajemen berat badan. Dengan hasil yang menjanjikan ini, pola makan 4:3 dapat menjadi opsi yang layak dipertimbangkan oleh mereka yang kesulitan menurunkan berat badan melalui penghitungan kalori harian.

Secara keseluruhan, studi ini membuka wawasan baru bahwa tidak selalu perlu menghitung setiap kalori untuk mencapai tubuh yang lebih sehat. Puasa intermiten 4:3 menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel namun tetap terbukti efektif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved