Sritex Pamit Peluk Tangis Karyawan dan Direksi Iringi Perpisahan
Tanggal: 6 Mar 2025 12:20 wib.
Suasana haru menyelimuti PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex Group) pada Jumat (28/2/2025), ketika ribuan karyawan berkumpul bersama direksi dalam acara perpisahan. Setelah bertahun-tahun menjadi salah satu raksasa industri tekstil nasional, Sritex akhirnya harus pamit.
Tangis pecah saat Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, menyampaikan pidato terakhirnya. Dengan suara bergetar, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan yang telah mengabdi dan berdedikasi untuk perusahaan.
"Kami sangat menghargai perjuangan dan kerja keras kalian selama ini. Sritex bukan hanya tempat bekerja, tetapi juga rumah bagi kita semua," ujar Iwan.
Dalam momen perpisahan itu, para karyawan dan direksi saling berpelukan, mencoba menguatkan satu sama lain di tengah ketidakpastian yang harus mereka hadapi ke depan. Lagu "Kenangan Terindah" mengalun pelan, semakin memperkuat suasana emosional di ruangan tersebut.
"Kami sudah seperti keluarga di sini. Rasanya sulit menerima kenyataan ini, tapi kami harus kuat," ujar salah satu karyawan yang telah bekerja di Sritex selama lebih dari 10 tahun.
Beberapa karyawan terlihat menangis tersedu-sedu, sementara yang lain berusaha tetap tegar sambil saling memberikan semangat.
Sebagai salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia, Sritex pernah berjaya di pasar global. Produk-produknya diekspor ke berbagai negara, bahkan dipercaya sebagai pemasok seragam militer untuk beberapa negara di dunia.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, industri tekstil menghadapi tekanan besar, mulai dari menurunnya permintaan global, mahalnya bahan baku, hingga persaingan dengan produk impor yang lebih murah. Masalah keuangan yang semakin memburuk membuat perusahaan ini harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal hingga akhirnya menghentikan operasionalnya.
Masa Depan Karyawan Sritex: Apa Selanjutnya?
Setelah kehilangan pekerjaan, ribuan karyawan Sritex kini harus mencari peluang baru. Pemerintah, melalui Kementerian Ketenagakerjaan, telah berkoordinasi untuk membantu mereka mendapatkan pekerjaan di sektor lain.
"Kami sudah mendata sekitar 10.666 lowongan kerja di wilayah Solo dan sekitarnya untuk membantu karyawan terdampak PHK," kata Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan program pelatihan keterampilan dan sertifikasi keahlian agar mereka lebih mudah beradaptasi dengan industri lain.
Meski berat, perpisahan ini juga menjadi titik awal bagi ribuan karyawan untuk memulai babak baru dalam hidup mereka. Sritex mungkin tutup, tetapi semangat dan dedikasi para pekerjanya akan terus hidup.
Di akhir acara, para karyawan dan direksi berfoto bersama, mengabadikan momen terakhir sebagai bagian dari keluarga besar Sritex.
Mereka pergi dengan mata berkaca-kaca, tetapi dengan harapan bahwa suatu saat, mereka akan menemukan jalan baru untuk kembali bangkit.