Sumber foto: Google

Silmy Karim, Risiko Kerja Tinggi Petugas Imigrasi Butuh Senjata Api

Tanggal: 30 Sep 2024 11:55 wib.
Petugas imigrasi adalah salah satu profesi yang memiliki risiko kerja tinggi. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan keamanan dan ketertiban di perbatasan negara. Namun, tugas mereka juga tidak terlepas dari risiko keamanan, yang kadangkala memerlukan penggunaan senjata api sebagai langkah pertahanan diri. Baru-baru ini, pemerintah Indonesia memberikan izin atas penggunaan senjata api bagi petugas imigrasi melalui Revisi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011. Langkah ini pun menjadi topik perbincangan publik.

Menurut Menkumham Supratman Andi Agtas, penggunaan senjata api oleh petugas imigrasi hanya diperbolehkan dalam kondisi darurat. Hal ini sejalan dengan upaya untuk melindungi petugas imigrasi ketika mereka berhadapan dengan ancaman yang serius. Namun, penggunaan senjata api juga memerlukan langkah-langkah yang tepat untuk memastikan keselamatan diri dan orang lain.

Direktur Jenderal Imigrasi Silmy K menyadari pentingnya langkah-langkah perlindungan dalam penggunaan senjata api oleh petugas imigrasi. Beliau menegaskan bahwa pihak imigrasi telah melakukan pelatihan dan pembekalan kepada petugas imigrasi terkait dengan penggunaan senjata api saat bertugas. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melindungi diri petugas imigrasi saat menggunakan senjata api.

Pertama, pelatihan yang intensif dan berkala perlu diberikan kepada petugas imigrasi terkait dengan tata cara penggunaan senjata api. Mereka perlu memahami dengan baik bagaimana cara menggunakan senjata api secara aman dan efektif. Pelatihan ini juga perlu mencakup simulasi situasi darurat yang mungkin terjadi agar petugas imigrasi dapat berlatih menghadapinya dengan baik.

Kedua, peraturan yang ketat perlu diterapkan dalam penggunaan senjata api. Petugas imigrasi perlu memahami dengan jelas kapan boleh dan tidak boleh menggunakan senjata api, serta konsekuensi dari penyalahgunaan senjata api. Pemeriksaan kesehatan mental dan emosional secara berkala juga perlu dilakukan untuk memastikan kondisi psikologis petugas imigrasi tetap stabil.

Ketiga, perlengkapan pendukung seperti rompi anti-peluru dan peralatan pelindung diri lainnya juga perlu disediakan untuk petugas imigrasi. Hal ini merupakan langkah penting untuk memberikan perlindungan ekstra bagi petugas imigrasi saat berhadapan dengan situasi yang mengancam keamanan mereka.

Keempat, kolaborasi dengan pihak kepolisian dan penegak hukum lainnya juga perlu ditingkatkan. Kerja sama antarlembaga ini dapat memperkuat langkah perlindungan dan penanganan situasi darurat yang melibatkan petugas imigrasi.

Dengan implementasi langkah-langkah perlindungan yang tepat, penggunaan senjata api oleh petugas imigrasi diharapkan dapat memberikan rasa aman dan kepastian bagi petugas imigrasi dalam menjalankan tugasnya. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan senjata api hanya boleh dilakukan dalam kondisi darurat dan setelah menjalani pelatihan yang memadai.

Sebagai warga negara, kita juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung keamanan dan keselamatan petugas imigrasi. Dengan demikian, pemahaman yang jelas mengenai peraturan dan langkah-langkah perlindungan dalam penggunaan senjata api oleh petugas imigrasi sangat penting untuk dipahami bersama. Dengan demikian, kita dapat mewujudkan lingkungan yang aman dan kondusif bagi pelaksanaan tugas petugas imigrasi demi kepentingan bersama.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved