Shoji Morimoto: Dari Dipecat hingga Menghasilkan Miliar dengan Tidak Melakukan Apa Pun
Tanggal: 11 Jan 2025 09:20 wib.
Tampang.com | Seorang pria asal Jepang, Shoji Morimoto, mengalami masa sulit setelah dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja pada tahun 2018. Ia dituduh kurang inisiatif dan tidak memberikan kontribusi yang cukup bagi perusahaan. Namun, tanpa diduga, Morimoto berhasil mengubah karirnya dan berhasil menghasilkan uang dengan tidak melakukan apa pun.
Pada awalnya, setelah dipecat dari pekerjaannya, Morimoto memulai pekerjaan sampingan yang tidak lazim. Ia menyewakan dirinya sendiri kepada orang asing yang membutuhkan teman untuk berbagai keperluan, mulai dari menunggu pelari maraton di garis finis hingga menggantikan seseorang dalam panggilan video untuk klien yang merasa bosan. Pekerjaan tidak biasa tersebut membawanya ke jalan yang tak terduga namun sukses.
Salah satu contoh pekerjaan yang diterimanya adalah ketika seorang klien tidak dapat menghadiri sebuah konser dan menyewa Morimoto untuk menggantikannya. Dalam pekerjaan ini, Morimoto sering kali ditempatkan dalam situasi sulit seperti mengantre di bawah terik matahari, berdiri berjam-jam dalam udara dingin, atau bahkan berdiri sendirian di atas panggung di depan banyak orang tanpa melakukan apa pun. Meskipun berat, Morimoto menganggap pengalaman itu sebagai sesuatu yang istimewa dan unik.
Pekerjaan yang tidak konvensional ini membawa Morimoto pada perjalanan yang menarik. Ia pernah melakukan perjalanan selama 17 jam dengan duduk di jalur kereta yang sama, dari ujung ke ujung, dari pagi hingga kereta terakhir.
Tidak hanya itu, ada juga beberapa permintaan agar Morimoto menjadi pendengar yang baik di hari-hari buruk kliennya. Namun demikian, dalam hal percakapan, Morimoto memberikan jawaban yang sederhana dan minim, tanpa berperan sebagai terapis.
Meskipun tidak ada statistik resmi yang melacak industri pemilik bisnis di Jepang, negara ini sangat sesuai dengan kebutuhan orang-orang yang tidak mencari cinta atau pernikahan, melainkan hanya ingin seseorang yang dapat diajak berkencan atau makan malam bersama.
Sebagai hasilnya, Morimoto menerima sekitar 1.000 tawaran pekerjaan per tahun dan membiarkan kliennya menentukan berapa biaya yang harus dibayarkan kepadanya.
Morimoto akan mengenakan tarif tetap antara 10.000 yen hingga 30.000 yen (sekitar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta) untuk sesi dua hingga tiga jam. Dengan pekerjaannya ini, Morimoto berhasil memperoleh sekitar US$ 80.000 (sekitar Rp 1,2 miliar) hanya dalam satu tahun.
Berdasarkan pengalaman Morimoto, dapat disimpulkan bahwa profesi ini sangat mendapat sambutan baik di Jepang, yang memang cenderung tidak mencari hubungan cinta atau pernikahan.
Sebaliknya, mereka hanya menginginkan seseorang yang dapat menemani mereka dalam berbagai kegiatan sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebutuhan ini sudah menjadi hal yang umum di masyarakat Jepang.
Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis sewa teman atau mitra telah tumbuh pesat di Jepang. Sebuah laporan menyebutkan bahwa layanan tempat menyewa teman atau partner memiliki pangsa pasar yang signifikan dan telah mendapat sambutan positif di kalangan masyarakat, terutama mereka yang sibuk dengan pekerjaan dan tidak memiliki waktu untuk membangun hubungan sosial di luar pekerjaan.