Setelah Bebas Polio Sejak 2006, Singapura Temukan Kasus Impor di Indonesia
Tanggal: 10 Feb 2025 09:53 wib.
Singapura, yang telah bebas dari polio sejak 1978, baru-baru ini mengonfirmasi kasus polio impor yang pertama kali terjadi sejak 2006. Kasus ini melibatkan seorang bayi perempuan berusia lima bulan asal Indonesia yang tiba di Singapura pada 26 Januari 2025 untuk mendapatkan pengobatan.
Menurut Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), bayi tersebut sudah menerima vaksinasi polio dasar, yaitu satu dosis vaksin polio oral (OPV) dan satu dosis vaksin polio inaktif (IPV) saat masih berada di Indonesia. Namun, pada Desember 2024, bayi ini mulai menunjukkan gejala seperti demam, lemas, dan lumpuh pada bagian kaki. Saat itu, gejala tersebut belum langsung didiagnosis sebagai polio oleh tenaga medis yang merawatnya.
Gejala dan Tindakan Medis di Singapura
Setelah tiba di Singapura, bayi ini langsung dibawa ke National University Hospital (NUH) untuk perawatan lebih lanjut. Di rumah sakit, diagnosis polio akhirnya dikonfirmasi. Untungnya, kondisi bayi tersebut saat ini stabil setelah mendapatkan perawatan intensif.
Sebagai langkah pencegahan, tiga orang yang memiliki kontak dekat dengan bayi tersebut—termasuk keluarga dan pengasuh—segera dikarantina untuk menghindari potensi penyebaran virus polio lebih lanjut.
Vaksinasi di Indonesia dan Tantangan Global
Meski bayi tersebut telah mendapatkan vaksinasi polio, kejadian ini menunjukkan bahwa polio masih bisa terjadi pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah. Vaksin polio, meskipun efektif, tidak dapat menjamin 100% perlindungan pada setiap individu, terutama pada bayi dengan kondisi kekebalan tubuh yang rentan.
Indonesia, meskipun memiliki program vaksinasi yang luas, masih menghadapi tantangan dalam memastikan seluruh populasi terlindungi dari polio. Hal ini juga mengingat polio adalah penyakit yang dapat dengan mudah menular melalui kontak langsung dengan feses atau kotoran dari penderita, sehingga cakupan vaksinasi yang tinggi sangat penting untuk menghindari terjadinya wabah.
Pentingnya Vaksinasi dan Pengawasan
Sejak terakhir kali melaporkan kasus polio impor pada tahun 2006, Singapura telah berhasil mempertahankan status bebas polio berkat cakupan vaksinasi yang sangat tinggi dan sistem pengawasan yang ketat. Negara ini terus memantau dan melakukan pengujian terhadap setiap kasus yang mencurigakan guna mencegah polio kembali muncul di wilayahnya.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, tentang pentingnya menjaga kewaspadaan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Polio, meskipun hampir eradikasi, masih menjadi ancaman di beberapa negara dan bisa dengan mudah diimpor melalui perjalanan internasional. Oleh karena itu, vaksinasi tetap menjadi kunci utama dalam melindungi masyarakat dari penyakit ini.