Sumber foto: pinterest

Seni Tato Suku Maori (Ta Moko): Identitas dan Sejarah yang Terukir di Kulit

Tanggal: 24 Mei 2025 08:22 wib.
Di antara banyak bentuk seni tubuh di dunia, Ta Moko, seni tato tradisional suku Maori dari Selandia Baru, memiliki tempat yang istimewa. Ini bukan sekadar dekorasi kulit; Ta Moko adalah sebuah kisah hidup yang terukir, sebuah deklarasi identitas yang mendalam, dan representasi visual dari sejarah pribadi serta garis keturunan. Setiap garis dan pola pada Ta Moko memiliki makna yang sakral, mengubah wajah atau tubuh seseorang menjadi manuskrip hidup yang menceritakan asal-usul, status, dan pencapaian.

Proses dan Peralatan Tradisional: Metode yang Suci

Berbeda dengan tato modern yang menggunakan jarum dan mesin, Ta Moko tradisional dilakukan dengan alat pahat (uhi) yang terbuat dari tulang burung, kerang, atau kayu. Prosesnya sangat menyakitkan, menunjukkan ketahanan dan komitmen yang mendalam dari pemakainya.

Uhi: Alat utama adalah pahat kecil tajam yang digunakan untuk memotong kulit, menciptakan alur alih-alih tusukan.
Palu: Pahat dipukul dengan palu kecil untuk memasukkan pigmen alami yang terbuat dari bahan-bahan seperti ulat busuk (awheto) atau getah pohon (ngaere).
Warna: Pigmen yang digunakan biasanya berwarna hitam (untuk garis dalam) dan lebih kecokelatan (untuk mengisi area).

Karena prosesnya yang intens, Ta Moko adalah ritual yang sangat dihormati, seringkali disertai dengan nyanyian dan upacara. Ini bukan hanya tentang menorehkan tinta, tetapi juga tentang menjalani transformasi, baik fisik maupun spiritual.

Wajah sebagai Kanvas: Mokomokai dan Makna Mendalam

Bagian tubuh yang paling sering ditato dengan Ta Moko, terutama pada pria, adalah wajah. Tato wajah penuh ini disebut Mokomokai. Setiap sisi wajah menceritakan aspek yang berbeda dari silsilah dan pencapaian individu:

Sisi Kiri Wajah: Seringkali berkaitan dengan sisi ayah dari garis keturunan.
Sisi Kanan Wajah: Berhubungan dengan sisi ibu.
Dahi Tengah (Ngakaipikirau): Menunjukkan peringkat umum seseorang.
Area Alis dan Mata (Ngunga): Menggambarkan posisi pribadi.
Area Pelipis (Uirere): Menunjukkan status pernikahan.
Hidung (Manaia): Menunjukkan status dan tanda tangan pribadi.
Pipi (PaePae): Menggambarkan pekerjaan atau profesi.
Dagu (Titimoko): Menunjukkan peringkat kelahiran seseorang.

Pada wanita, Ta Moko tradisional umumnya berpusat pada bibir (ngutu moko) dan dagu (titi). Tato bibir menunjukkan daya tarik dan status, sementara tato dagu adalah simbol warisan dan kekuatan feminin.

Selain wajah, Ta Moko juga dapat diukir di bagian tubuh lain seperti lengan, kaki, dan bokong (raperape), masing-masing dengan pola yang memiliki arti spesifik tentang prestasi, warisan, atau kepemilikan.

Kebangkitan Ta Moko di Era Modern

Setelah periode penindasan oleh kolonialisme, di mana Ta Moko dilarang atau dilihat sebagai praktik primitif, ada kebangkitan yang kuat dalam beberapa dekade terakhir. Banyak orang Maori modern bangga untuk mengenakan Ta Moko sebagai cara untuk:

Menghubungkan Kembali dengan Akar: Memperkuat identitas budaya dan ikatan dengan leluhur mereka.
Menghormati Warisan: Melanjutkan tradisi yang kaya dan bermakna.
Deklarasi Identitas: Menyatakan diri sebagai Maori di dunia kontemporer.
Pernyataan Politik: Menegaskan hak dan keberadaan budaya asli.

Seniman Ta Moko kontemporer bekerja untuk melestarikan teknik dan filosofi tradisional sambil juga mengadaptasinya untuk kebutuhan dan ekspresi modern. Ta Moko kini diakui sebagai salah satu bentuk seni paling unik dan signifikan dari budaya Maori, sebuah pengingat visual yang kuat bahwa sejarah dan identitas dapat benar-benar terukir di kulit.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved