Sejarah Mengejutkan di Balik Pemisahan Toilet Berdasarkan Jenis Kelamin: Apakah Kita Memang Membutuhkannya?
Tanggal: 22 Jan 2025 10:40 wib.
Pemisahan toilet berdasarkan jenis kelamin—laki-laki dan perempuan—telah menjadi standar umum di ruang publik. Hal ini sering ditandai dengan kata, simbol, atau gambar yang memperjelas peruntukan fasilitas tersebut. Namun, fakta mengejutkan menunjukkan bahwa manusia selama ribuan tahun tidak pernah memisahkan toilet. Semua orang, terlepas dari jenis kelamin, menggunakan toilet yang sama. Pertanyaannya, kapan dan mengapa pemisahan ini dimulai?
Sejarah mencatat bahwa toilet pertama kali dipisahkan berdasarkan jenis kelamin pada tahun 1793. Peristiwa ini terjadi di sebuah restoran di Prancis, yang menjadi pionir dalam menyediakan toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Meski begitu, langkah ini belum menjadi tren global. Sebagian besar tempat publik lainnya di dunia pada saat itu tetap menggunakan toilet bersama, atau bahkan hanya menyediakan fasilitas untuk laki-laki.
Revolusi Industri dan Awal Mula Toilet Perempuan
Pemisahan toilet untuk perempuan mulai muncul pada akhir abad ke-19, dipicu oleh dampak Revolusi Industri. Sebelumnya, perempuan umumnya tinggal di rumah dan mengurus pekerjaan domestik. Namun, Revolusi Industri membawa perubahan besar; perempuan mulai bekerja di pabrik-pabrik bersama para lelaki. Kehadiran mereka di ruang publik memunculkan kebutuhan baru: ruang privat khusus untuk perempuan.
Dalam buku Toilet: Public Restroom and the Politics of Sharing (2010) karya Terry Kogan, disebutkan bahwa kehadiran perempuan di luar rumah menantang norma sosial pada masa itu. Banyak pihak, terutama pembuat kebijakan, menganggap perempuan sebagai kelompok yang lemah dan membutuhkan perlindungan. Hal ini semakin diperkuat oleh ketidaknyamanan sebagian pria terhadap keberadaan perempuan di tempat kerja.
Akibatnya, fasilitas publik mulai dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, termasuk gerbong kereta, perpustakaan, dan toilet. Langkah ini tidak hanya didorong oleh alasan sosial, tetapi juga faktor kesehatan. Kemunculan teori kuman—yang menyatakan bahwa penyakit dapat ditularkan melalui toilet—meningkatkan urgensi pemisahan fasilitas tersebut.
Pemisahan Toilet: Upaya Melindungi Perempuan atau Mendorong Produktivitas?
Menurut Terry Kogan, pemisahan toilet sebenarnya memiliki tujuan strategis untuk menjaga perempuan tetap berada di ruang publik dan produktif. Pemerintah saat itu ingin memastikan kenyamanan perempuan agar mereka tidak kembali ke rumah dan meninggalkan pekerjaan di pabrik. Dengan demikian, pemisahan fasilitas publik dilihat sebagai cara untuk mendorong perempuan tetap aktif di ruang kerja dan sosial.
Seiring waktu, pemisahan toilet antara laki-laki dan perempuan mulai diterima secara luas, baik di Eropa maupun Amerika. Kolonialisme juga memainkan peran penting dalam menyebarkan praktik ini ke negara-negara jajahan. Akibatnya, banyak negara di Asia, Afrika, dan wilayah lainnya yang mengikuti model pemisahan fasilitas ini, meski tidak berasal dari tradisi lokal mereka.
Mitos Perbedaan Biologis
Hal menarik lainnya adalah alasan biologis sering dijadikan pembenaran untuk memisahkan toilet berdasarkan jenis kelamin. Namun, Kogan menjelaskan bahwa hal ini tidak sepenuhnya benar. Pemisahan toilet lebih didasarkan pada faktor sosial dan kebutuhan ruang privat perempuan, bukan karena adanya perbedaan cara menggunakan kamar mandi.
Dalam pandangan Kogan, langkah pemisahan toilet bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial yang ada. Perempuan yang dulunya tidak memiliki tempat di ruang publik, kini diberikan ruang khusus untuk mendukung peran mereka yang semakin besar di luar rumah.