Sumber foto: pinterest

Sejarah Bubur Suro: Kelezatan yang Membawa Nostalgia

Tanggal: 18 Jul 2024 10:00 wib.
Bubur suro merupakan salah satu kuliner tradisional Indonesia yang memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Bubur suro merupakan sebuah bubur khas Jawa Tengah yang biasanya disantap saat bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Bubur suro memiliki cita rasa yang khas dan tekstur yang lembut, sehingga memikat lidah siapapun yang mencicipinya.

Sejarah bubur suro sendiri dapat ditelusuri ke masa lampau, tepatnya pada masa Kerajaan Mataram. Konon, pada saat itu masyarakat Kerajaan Mataram merayakan bulan Suro dengan mengonsumsi bubur yang dibuat dari beras ketan. Tradisi ini kemudian terus berlanjut hingga saat ini, meskipun telah mengalami berbagai perkembangan dan variasi dalam pembuatannya.

Bubur suro memiliki bahan dasar utama yaitu beras ketan yang kemudian dimasak menggunakan santan dan gula merah. Proses memasak beras ketan bersama dengan santan dan gula merah ini dilakukan hingga teksturnya menjadi kental dan cita rasanya semakin lezat. Untuk menambah kelezatan, seringkali ditambahkan potongan pisang, labu kuning, ketela, dan kacang tanah yang sudah digoreng. Biasanya bubur suro disajikan dalam keadaan hangat, sehingga cocok untuk dinikmati di pagi hari sebagai sarapan atau pada malam hari sebagai makanan penutup.

Meskipun pada awalnya bubur suro hanya terbuat dari beras ketan, santan, dan gula merah, seiring berjalannya waktu, variasi bubur suro pun semakin bervariasi. Hal ini tercermin dari banyaknya variasi bubur suro yang kini dapat ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa variasi bubur suro yang populer antara lain bubur sumsum, bubur candil, dan bubur mutiara. Setiap variasi tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing, namun tetap mempertahankan kelezatan dan cita rasa autentik bubur suro.

Bubur suro juga memiliki makna filosofis dalam tradisi Jawa. Bulan Suro sendiri merupakan bulan pertama dalam penanggalan Jawa, yang dianggap sebagai waktu yang fitrah untuk bersih-bersih dan memulai sesuatu yang baru. Dengan mengonsumsi bubur suro, masyarakat Jawa mempercayai bahwa mereka akan mendapat keberkahan dan keberlimpahan dalam menjalani kehidupan di bulan baru.

Tak hanya memiliki cita rasa yang lezat, bubur suro juga menjadi bagian penting dalam tradisi dan budaya Jawa. Bubur suro seringkali dihidangkan dalam acara-acara adat seperti selamatan, syukuran, atau saat acara ritual keagamaan. Bubur suro juga sering dijadikan sebagai hidangan penutup dalam acara-acara tersebut, sebagai simbol keharmonisan dan keberlimpahan dalam kehidupan.

Dengan segala kelezatannya, bubur suro berhasil mempertahankan eksistensinya hingga saat ini. Meskipun telah mengalami berbagai perkembangan dan variasi, bubur suro tetap menjadi makanan yang dicintai oleh masyarakat Jawa maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. Kelezatan bubur suro tidak hanya terletak pada cita rasanya yang lezat, namun juga pada sejarah dan makna filosofis yang melekat pada hidangan tersebut. Sehingga, tak heran jika bubur suro tetap menjadi salah satu kuliner tradisional yang sangat dihargai dan dijaga keberadaannya oleh masyarakat Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved