Rumah Lurah di Lampung Dibakar gara-gara Cekcok Bansos Beras
Tanggal: 19 Mei 2025 10:19 wib.
Belum lama ini, masyarakat Lampung Tengah dihebohkan dengan insiden pembakaran rumah Lurah yang terletak di Kampung Gunung Agung. Kapolres Lampung Tengah, AKBP Alsyahendra, membenarkan bahwa isu tersebut menjadi salah satu pemicu konflik antarwarga. Insiden ini bermula dari cekcok yang terjadi akibat Bantuan Sosial (Bansos) beras yang diduga mengalami penyelewengan.
Kejadian ini memicu kegaduhan di tengah masyarakat. Ternyata, antara pelaku dengan korban pernah berselisih paham di media sosial. Isu dugaan penyelewengan Bansos beras yang menyeret nama Kepala Kampung Gunung Agung semakin memanaskan situasi. Konflik ini tidak hanya berdampak pada komunikasi antarwarga, tetapi juga menyebabkan ketidakpuasan yang meluas terhadap penyaluran bantuan sosial yang seharusnya mengentaskan kesulitan masyarakat.
Cekcok itu berujung penusukan di Pasar Bandar Agung oleh pelaku bernama Agus Sadewo terhadap korban bernama Surya. Korban tewas akibat luka-luka yang dideritanya dalam insiden sekitar pukul 09.00 WIB tersebut. Tak lama setelah kejadian, massa yang diduga tidak terima membalas dengan tindakan anarkistis. Mereka membakar rumah lurah, kantor layanan publik sementara, dan warung depan SPBU Gunung Agung. Pelaku penusukan kini ditahan, dan polisi masih menyelidiki dugaan keterlibatan Kepala Kampung dalam kasus bansos beras.
Sebelum insiden pembakaran terjadi, isu yang beredar di media sosial sudah cukup menyulut emosi warga. Beberapa orang melaporkan bahwa Kepala Kampung Gunung Agung terlibat dalam penyelewengan bantuan beras, yang seharusnya diterima oleh keluarga-keluarga yang membutuhkan. Kabar tersebut berkembang pesat, berujung pada ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses penyaluran bantuan sosial.
Rumah Lurah yang dibakar adalah simbol dari adanya akumulasi kemarahan warga yang tidak teratasi. Pembakaran ini menjadi sorotan banyak pihak, tidak hanya lokal tetapi juga nasional, karena menunjukkan bahwa isu Bansos beras bisa memicu tindakan ekstrem. Kapolres Lampung Tengah pun meminta seluruh masyarakat untuk tidak terpancing oleh kabar yang belum terverifikasi kebenarannya. "Kami imbau agar masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak menyebarluaskan isu-isu yang belum jelas kebenarannya," tegasnya.
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya transparansi dalam proses penyaluran Bansos. Ketidakpuasan masyarakat biasanya timbul ketika mereka merasa tidak mendapatkan haknya secara adil. Oleh karena itu, perlu adanya keterlibatan lebih aktif dari pemerintah dalam memberikan informasi dan penjelasan terkait mekanisme distribusi bantuan sosial ini.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan Bansos tersebut menjadi fokus utama dalam penyelidikan yang dilakukan oleh Polres Lampung Tengah. Mereka berupaya untuk menelusuri lebih jauh mengenai siapa saja yang terlibat dalam isu penyelewengan ini. Warga berharap pihak berwenang dapat memberikan solusi dan mempertanggungjawabkan tindakan yang mungkin melanggar hukum.
Meski insiden ini mengejutkan, ada harapan bahwa pemerintah dan masyarakat dapat berkolaborasi untuk memperbaiki sistem penyaluran Bansos yang lebih baik. Dengan demikian, kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan dan keamanan serta ketertiban di Kampung Gunung Agung bisa kembali terjaga.