Rosan, Investasi Harus Serap 2,8 Juta Pekerja Setiap Tahun
Tanggal: 10 Feb 2025 12:15 wib.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani, menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan investasi yang mampu menyerap 2,6 hingga 2,8 juta tenaga kerja setiap tahun. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Fortune Indonesia Summit 2025 pada Kamis (6/2/2025), yang menyoroti pentingnya penciptaan lapangan pekerjaan dalam menghadapi dinamika pertumbuhan penduduk Indonesia.
Rosan mengungkapkan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat menjadi tantangan besar dalam hal penyediaan lapangan kerja. "Setiap tahun, Indonesia bertambah 2,4 juta bayi yang lahir. Jadi setiap dua tahun hampir 5 juta orang. Angka ini terus meningkat, dan oleh karena itu penciptaan lapangan pekerjaan menjadi hal yang sangat penting dan menjadi pekerjaan rumah bersama," ujar Rosan.
Rosan menambahkan bahwa dengan jumlah penduduk yang terus berkembang, kebutuhan akan lapangan kerja juga semakin mendesak. Jika tidak ada upaya serius untuk menciptakan pekerjaan, maka masalah pengangguran dan ketimpangan sosial bisa semakin besar. Oleh karena itu, Rosan menekankan pentingnya peran investasi dalam menciptakan kesempatan kerja yang dapat menyerap jutaan tenaga kerja muda yang setiap tahunnya memasuki pasar tenaga kerja.
Menurut Rosan, untuk dapat menyerap 2,6 hingga 2,8 juta pekerja per tahun, Indonesia memerlukan investasi yang cukup besar. Investasi yang masuk tidak hanya harus mendukung sektor-sektor utama, tetapi juga harus mendorong hilirisasi industri dalam negeri. Hal ini penting untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang.
“Investasi yang masuk ke Tanah Air harus bisa mengarah pada penciptaan lapangan kerja yang terstruktur dan berkesinambungan. Ini akan memberikan dampak positif bagi seluruh sektor, termasuk pendidikan dan keterampilan, yang semakin meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia,” jelas Rosan.
Dengan mengarah pada hilirisasi, Rosan berharap sektor industri Indonesia dapat mengolah sumber daya alam lebih baik, menghasilkan produk bernilai tambah, serta menciptakan banyak peluang kerja di berbagai sektor. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor barang dan meningkatkan ekspor produk-produk domestik.
Dalam kesempatan tersebut, Rosan juga menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang mampu bertahan dalam jangka panjang. "Pertumbuhan ekonomi harus tumbuh secara berkelanjutan dan berkesinambungan, agar dampaknya bisa positif bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk pekerjaan, kesejahteraan, dan kualitas hidup," katanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan ekonomi dan investasi yang diterapkan mendukung penciptaan lapangan kerja yang merata di seluruh wilayah Indonesia, baik di kota besar maupun daerah-daerah terpencil. Hal ini juga mencakup peran sektor swasta yang harus berkolaborasi dengan pemerintah dalam menciptakan peluang usaha dan pekerjaan yang inklusif.
Pernyataan Rosan P. Roeslani di Fortune Indonesia Summit 2025 menegaskan pentingnya investasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia. Dengan kebutuhan untuk menyerap hingga 2,8 juta pekerja setiap tahunnya, pemerintah dan sektor swasta harus bekerjasama untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Melalui investasi yang mendukung hilirisasi dan sektor-sektor industri strategis, Indonesia dapat menciptakan pekerjaan yang berkualitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.