Sumber foto: iStock

Resolusi yang Dilarang untuk Dekade, Kini Bahasa Mandarin Diajarkan di Masjid Terbesar di Asia Tenggara

Tanggal: 14 Jun 2024 18:29 wib.
Dulu, pengajaran bahasa Mandarin dilarang di bawah rezim Jenderal Suharto, tetapi sekarang popularitasnya kembali karena hubungan politik dan komersial dengan Tiongkok.

Kursus di masjid terbesar di Asia Tenggara, Masjid Istiqlal Jakarta, diselenggarakan oleh pemerintah Tiongkok dengan tujuan membantu staf berkomunikasi dengan para wisatawan yang berbicara dalam bahasa Mandarin.

Kemampuan untuk memahami bahasa Mandarin dianggap penting karena mayoritas wisatawan asing yang mengunjungi Masjid Istiqlal berasal dari Tiongkok, dan tidak semua kelompok turis Tiongkok datang dengan pemandu wisata atau penterjemah.

Demikian pula, kemahiran berbahasa menjadi krusial bagi staf saat menyambut tamu penting seperti delegasi dari Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia atau tamu VIP lainnya.

Di masa lalu, larangan atas pengajaran bahasa Mandarin di Indonesia sempat menempatkan bahasa tersebut dalam bayang-bayang, tetapi seiring dengan perkembangan hubungan politik dan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok, minat terhadap bahasa Mandarin kembali meningkat. Hal ini tercermin dari keputusan untuk menawarkan kursus bahasa Mandarin di salah satu institusi keagamaan terbesar di Indonesia.

Menawarkan kursus bahasa Mandarin di Masjid Istiqlal adalah suatu inisiatif yang mengejutkan namun sesuai dengan kebutuhan yang nyata di tengah kehadiran wisatawan Tiongkok yang semakin meningkat di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan asal Tiongkok yang datang ke Indonesia setiap tahunnya, pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya menjalankan langkah-langkah konkret untuk memfasilitasi komunikasi dengan para wisatawan. Masjid Istiqlal sebagai salah satu destinasi wisata populer juga tidak terkecuali dari kebutuhan tersebut.

Selain itu, kursus bahasa Mandarin tidak hanya bermanfaat bagi staf masjid dalam berinteraksi dengan para tamu, tetapi juga untuk memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok. Dengan semakin banyaknya wisatawan Tiongkok yang berkunjung, penting bagi Indonesia untuk memiliki sumber daya manusia yang mampu berkomunikasi dengan mereka. Sehingga, mempelajari bahasa Mandarin di Masjid Istiqlal dapat dianggap sebagai upaya untuk memperkuat kedua negara dalam bidang diplomasi budaya.

Dengan melihat perubahan signifikan dalam kebijakan pembelajaran bahasa Mandarin di Indonesia, ini juga mencerminkan hubungan politik dan ekonomi yang semakin erat antara kedua negara. Tiongkok sendiri telah aktif memberikan bantuan dalam bentuk beasiswa dan program pertukaran pelajar yang mendukung pengembangan bahasa Mandarin di Indonesia. Keterlibatan negara Tiongkok dalam menyediakan sumber daya untuk pembelajaran bahasa Mandarin di Masjid Istiqlal menunjukkan sejauh mana kedua negara ini bekerja sama dalam mempromosikan pemahaman lintas budaya.

Adanya kursus bahasa Mandarin di Masjid Istiqlal juga memberikan dampak positif dalam memperluas wawasan para staf masjid tentang budaya dan kebiasaan Tiongkok. Selain dari segi komunikasi, pengetahuan tentang budaya Tiongkok juga merupakan aspek penting dalam melayani tamu dari negara tersebut. Dengan demikian, inisiatif untuk mengajarkan bahasa Mandarin di masjid tersebut tidak hanya menguntungkan dalam menanggapi kebutuhan praktis, tetapi juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan pemahaman antarbudaya di antara staf masjid.

Dengan berbagai manfaat yang didapatkan dari program pengajaran bahasa Mandarin di Masjid Istiqlal, baik dalam konteks layanan terhadap turis maupun dalam konteks keberagaman budaya, dapat disimpulkan bahwa keputusan untuk memulai kursus bahasa Mandarin merupakan langkah yang tepat dan padawaktunya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved