Sumber foto: Google

Ratusan Orang Tewas dan Ribuan Terluka Dalam Serangan Israel di Lebanon Apa yang Diketahui Sejauh Ini?

Tanggal: 24 Sep 2024 16:56 wib.
Sedikitnya 492 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Hizbullah di Lebanon, menurut kementerian kesehatan Lebanon, dalam konflik paling mematikan dalam hampir 20 tahun terakhir di negara itu.

Ribuan keluarga juga telah meninggalkan rumah mereka, menyusul serangan militer Israel terhadap 1.300 target Hizbullah dalam operasi untuk menghancurkan infrastruktur yang telah dibangun kelompok milisi yang didukung Iran itu sejak 2006.

Sementara itu, Hizbullah telah meluncurkan lebih dari 200 roket ke Israel utara, menurut militer Israel. Paramedis Israel mengatakan dua orang terluka oleh pecahan peluru. Negara-negara adikuasa dunia mendesak agar kedua pihak menahan diri karena ketegangan antara keduanya tampak semakin dekat ke arah perang habis-habisan.

Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat sedikitnya 492 tewas dalam serangan Israel ke negara itu, termasuk 35 anak-anak dan 58 perempuan.Sementara itu, sebanyak 1.645 orang terluka, menurut kementerian. Namun begitu, mereka tidak merinci berapa banyak korban warga sipil.

Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan ribuan keluarga juga telah mengungsi akibat serangan tersebut. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyatakan kekhawatirannya atas ketegangan yang meningkat dan mengatakan ia tidak ingin Lebanon bernasib sama seperti Gaza.

Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan eskalasi tersebut sangat berbahaya dan mengkhawatirkan, seraya menambahkan kita hampir berada dalam perang besar-besaran. Media Lebanon mengatakan gelombang pertama serangan udara Israel dimulai pada Senin (23/09) sekitar pukul 06:30 waktu setempat.

"Mengerikan sekali, rudal-rudal terbang di atas kepala kami. Kami terbangun karena suara bom, kami tidak menyangka ini," kata seorang perempuan.

Puluhan kota, desa, dan area terbuka menjadi sasaran bombardir serangan di distrik Sidon, Marjayoun, Nabatieh, Bint Jbeil, Tyre, Jezzine, dan Zahrani di Lebanon selatan, serta distrik Zahle, Baalbek, dan Hermel di Lembah Bekaa timur, menurut Kantor Berita Nasional (NNA) milik pemerintah.

Pada Senin (23/09) malam, sebuah gedung di daerah Bir al-Abed di pinggiran selatan ibu kota, Beirut, dilaporkan menjadi sasaran rudal. Sumber keamanan Lebanon mengatakan serangan itu menargetkan komandan tertinggi Hizbullah di Lebanon selatan, Ali Karaki, tetapi belum jelas apakah dia terbunuh dalam seranga itu. Kantor media Hizbullah mengatakan Karaki baik-baik saja dan telah pindah ke tempat yang aman.

Kami harus melarikan diri dari Lebanon bagian selatan ke Beirut, jalanan macet karena orang-orang berusaha keras untuk melarikan diri di tengah pemboman. Sebelumnya, mereka menerima pesan audio dan teks dari militer Israel yang memperingatkan mereka untuk segera menjauh dari gedung-gedung tempat Hizbullah menyimpan senjata. Sebuah keluarga beranggotakan empat orang yang mengendarai sepeda motor.

"Apa yang Anda ingin kami katakan? Kami harus melarikan diri," kata sang ayah dengan cemas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak warga Lebanon untuk "menjauh dari bahaya sekarang".

"Sudah terlalu lama Hizbullah menggunakan kalian sebagai tameng manusia. Mereka menempatkan roket di ruang keluarga kalian dan rudal di garasi kalian," katanya.

"Untuk melindungi rakyat kita dari serangan Hizbullah, kita harus menyingkirkan senjata-senjata ini."

Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengatakan pihaknya telah menerima panggilan telepon dari Israel yang mendesaknya untuk mengevakuasi orang-orang di gedungnya di Beirut. Namun, ia bersikeras bahwa kementeriannya tidak akan mematuhi apa yang disebutnya sebagai perang psikologis.

Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dalam rapat kabinet mengatakan Agresi Israel yang terus berlanjut terhadap Lebanon adalah perang pemusnahan dalam segala arti kata.

“Kami bekerja sebagai pemerintah untuk menghentikan perang baru Israel ini dan menghindari terjerumus ke dalam hal yang tidak diketahui,” tambahnya.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/09) malam bahwa pesawatnya telah melakukan serangan terhadap sekitar 1.300 "target teroris" Hizbullah di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa tempat yang diklaim militer Israel sebagai tempat persembunyian roket, rudal, peluncur, dan pesawat nirawak milik Hizbullah.

"Pada dasarnya, kami menargetkan infrastruktur tempur yang telah dibangun Hizbullah selama 20 tahun terakhir. Ini sangat penting," kata Kepala Staf IDF, Letnan Jenderal Herzi Halevi, kepada para komandan di Tel Aviv.

"Pada akhirnya, semuanya difokuskan pada penciptaan kondisi untuk memulangkan penduduk utara ke rumah mereka."

Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan video dari Lebanon selatan menunjukkan "ledakan sekunder yang signifikan yang disebabkan oleh senjata Hizbullah yang disimpan di dalam gedung".

"Kemungkinan besar beberapa korban berasal dari ledakan sekunder ini," tambahnya.

Seorang pejabat senior militer Israel berkukuh IDF "saat ini hanya berfokus pada serangan udara Israel" setelah ditanya oleh wartawan apakah invasi darat ke Lebanon selatan akan segera dilakukan untuk menciptakan zona penyangga.

Pejabat itu mengatakan Israel memiliki tiga tujuan, yaknimelemahkan kemampuan Hizbullah dalam menembakkan roket dan rudal ke perbatasan Lebanon-Israel, memukul mundur para pejuang Hizbullah dari perbatasan, dan menghancurkan infrastruktur yang dibangun oleh pasukan elite Hizbullah yang dapat digunakan untuk menyerang warga Israel.

Hizbullah tidak mengomentari klaim Israel bahwa mereka menyembunyikan senjata di rumah-rumah. Namun sebagai tanda bahwa mereka pantang menyerah, mereka telah menanggapi serangan musuh Israel dengan menembakkan rentetan roket ke beberapa pangkalan militer Israel di Israel utara, serta fasilitas manufaktur senjata di daerah pesisir Zvulun, utara kota Haifa.

Ketika ditanya oleh wartawan tentang kemungkinan militer Israel melakukan serangan darat di Lebanon, ia mengatakan bahwa Israel "akan melakukan apa pun yang diperlukan" untuk mengembalikan penduduk Israel utara yang dievakuasi dengan selamat ke rumah mereka.

Sementara Hizbullah sebelumnya mengatakan akan terus berjuang sampai ada gencatan senjata di Gaza.Wakil pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan bahwa pertempuran terbuka kini telah dimulai. Hal ini terjadi setelah Hizbullah meluncurkan 150 roket ke Israel selama akhir pekan, menurut IDF, dalam apa yang disebutnya sebagai pembalasan atas serangan baru-baru ini yang menyasar mereka.

Sebelumnya, warga di Lebanon selatan menerima pesan teks dan suara pada Senin (23/09) pagi yang memperingatkan mereka untuk menjauh dari "bangunan tempat tinggal yang digunakan oleh Hizbullah untuk menyembunyikan senjata".

Dalam satu video yang beredar di dunia maya, tampak seorang penduduk desa menerima pesan suara, yang mengatakan operasi Israel terus berlanjut dan telah memasuki fase baru.

Pesan suara itu berlanjut, Jika Anda berada di desa yang digunakan oleh Hizbullah, segera tinggalkan demi keselamatan Anda sendiri. Pesan telepon ini muncul setelah peringatan serupa diunggah di media sosial dalam bahasa Inggris dan Arab oleh juru bicara militer Israel.

Peringatan tersebut ditujukan kepada warga di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa di timur laut, yang mengatakan mereka harus menjauh dari area tempat pejuang Hizbullah beroperasi atau menyembunyikan senjata.

Sebelumnya, Kementerian kesehatan Lebanon mengeluarkan pernyataan yang meminta semua rumah sakit di wilayah selatan negara itu untuk membatalkan operasi yang tidak mendesak. Para dokter diminta untuk bersiap menghadapi korban luka yang mungkin akan dibawa ke unit gawat darurat.

Sekolah-sekolah juga ditutup di wilayah selatan negara itu dan di pinggiran selatan Beirut, menurut kementerian pendidikan. Kekhawatiran akan terjadinya konflik regional besar-besaran di Timur Tengah telah meningkat dalam sepekan terakhir setelah serangan lintas perbatasan yang melibatkan Israel dan Hizbullah meningkat.

Berikut ini adalah ringkasan rangkaian peristiwa yang terjadi selama sepekan terakhir:


Pada Selasa (17/09), sedikitnya 12 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka setelah pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak di Lebanon.
Keesokan harinya, ratusan walkie-talkie yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak, menewaskan 27 orang dan melukai ratusan lainnya.
Hizbullah menyalahkan Israel atas serangan tersebut, sementara Israel menolak berkomentar meskipun secara luas dianggap bertanggung jawab.
Pada Jumat (20/09), Israel mengatakan telah melakukan serangan udara di lingkungan Dahieh benteng Hizbullah di Beirut selatan menewaskan seorang komandan dari milisi yang didukung Iran dan tokoh senior lainnya.
Kementerian kesehatan Lebanon mengatakan 45 orang termasuk tiga anak-anak tewas dalam serangan itu.
Serangan lintas batas terus berlanjut selama akhir pekan, dengan Hizbullah meluncurkan 150 proyektil ke Israel, sementara Israel melakukan serangan udara ke Lebanon selatan yang disebut telah menghancurkan ribuan peluncur roket milik milisi tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved