Sumber foto: iStock

Rahasia di Balik Bunga Valentine: Makna, Tren, dan Negara Pengekspor Terbesar

Tanggal: 15 Feb 2025 10:37 wib.
Hari Valentine selalu identik dengan bunga sebagai simbol kasih sayang. Tidak hanya sekadar hadiah, tiap jenis bunga memiliki makna tersendiri yang dapat mewakili perasaan seseorang. Misalnya, mawar merah sering dikaitkan dengan cinta dan rasa syukur, sedangkan bunga lili melambangkan kemurnian serta ketulusan.

Menjelang Hari Valentine, permintaan terhadap bunga meningkat pesat. Tiga jenis mawar yang paling banyak dicari adalah mawar merah, mawar pink, dan mawar putih. Fenomena ini bukan hanya terjadi di satu negara, melainkan secara global.

Bunga, Komoditas Bernilai Miliaran Dolar

Bunga potong merupakan salah satu komoditas dengan nilai perdagangan yang cukup tinggi di dunia. Pada tahun 2023, total perdagangan bunga potong mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp162 triliun. Permintaan tinggi terhadap bunga, terutama saat perayaan khusus seperti Hari Valentine, menjadikan industri ini terus berkembang pesat.

Belanda: Raja Ekspor Bunga Dunia

Negara yang dikenal sebagai pengekspor bunga terbesar di dunia adalah Belanda. Negeri Kincir Angin ini menyumbang sekitar 40% dari total ekspor bunga global setiap tahunnya. Tidak heran, karena Belanda memiliki keunggulan dalam teknik budidaya bunga, sistem logistik yang canggih, serta berbagai inovasi dalam industri hortikultura.

Di Belanda, setiap musim memiliki jenis bunga populer tersendiri. Saat musim semi, bunga seperti tulip, daffodil, hyacinth, dan violet menjadi primadona. Sedangkan pada musim panas, bunga petunia, ice flower, dan bunga matahari mendominasi pasar. Di musim gugur, bunga aster dan anemon banyak dicari, sementara musim dingin biasanya diwarnai oleh bunga-bunga tahan dingin seperti poinsettia.

10 Negara Pengekspor Bunga Terbesar di Dunia

Menurut data dari Observatory of Economic Complexity (OEC) pada 2023, berikut adalah daftar 10 negara dengan ekspor bunga terbesar di dunia:


Belanda – 40,8%
Kolombia – 20,7%
Ekuador – 11%
Kenya – 8,1%
Ethiopia – 2,5%
China – 1,64%
Nigeria – 1,1%
Kanada – 1,1%
Malaysia – 0,94%
Thailand – 0,78%


Negara-negara ini memiliki keunggulan dalam produksi bunga karena berbagai faktor seperti iklim yang mendukung, tenaga kerja yang murah, serta teknologi pertanian yang semakin maju.

Tren Penjualan Bunga di Hari Valentine

Tidak hanya sebagai hadiah, bunga juga menjadi bagian dari ekspresi budaya di berbagai negara. Misalnya, di Jepang, Hari Valentine lebih identik dengan pemberian cokelat, sedangkan di Amerika dan Eropa, bunga tetap menjadi primadona.

Tren terbaru menunjukkan bahwa selain buket bunga segar, kini ada peningkatan permintaan terhadap bunga kering dan bunga tahan lama seperti preserved flowers. Jenis bunga ini lebih awet dibandingkan bunga segar dan bisa bertahan hingga bertahun-tahun, menjadikannya alternatif yang menarik bagi mereka yang ingin memberikan hadiah yang lebih tahan lama.

Selain itu, konsumen juga mulai lebih sadar akan dampak lingkungan dari industri bunga. Produksi bunga skala besar sering kali menggunakan pestisida dan konsumsi air yang tinggi. Oleh karena itu, kini mulai berkembang tren "eco-friendly flowers", yakni bunga yang ditanam secara organik dan lebih ramah lingkungan.

Bunga memang memiliki peran besar dalam perayaan Hari Valentine, baik dari segi makna simbolis maupun dalam industri perdagangan global. Dengan permintaan yang terus meningkat setiap tahunnya, industri bunga tetap menjadi salah satu sektor yang menjanjikan.

Namun, di balik keindahannya, industri ini juga menghadapi tantangan, terutama terkait keberlanjutan dan dampak lingkungan. Oleh karena itu, memilih bunga dari sumber yang ramah lingkungan bisa menjadi salah satu langkah bijak untuk tetap merayakan Hari Valentine dengan lebih bertanggung jawab.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved