Putrinya Jadi Tersangka Video Asusila, Seorang Ayah di Sumut Minta Tolong ke Presiden Prabowo Hingga Kapolri
Tanggal: 13 Nov 2024 19:28 wib.
Sebuah video berdurasi 4 menit 55 detik telah menjadi bahan perbincangan hangat di masyarakat. Pria yang teridentifikasi sebagai TS Pardede dari Sumatra Utara, meminta bantuan kepada Kapolri hingga Presiden Prabowo Subianto. Sebab, putrinya yang masih berusia 14 tahun, kini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyebaran video asusila setelah menerima kiriman video asusila dari temannya.
Kasus ini pun menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terlebih saat ini kasus penyebaran konten negatif dan asusila telah semakin marak di dunia maya. Kasus yang menimpa putri TS Pardede menjadi peringatan bagi orang tua dan instansi terkait akan urgensi pengawasan terhadap kegiatan anak-anak di dunia maya. Video yang menimbulkan kontroversi ini sudah menjadi perhatian publik, dan masyarakat pun mengharapkan penegakan hukum yang tegas.
TS Pardede, ayah dari remaja yang menjadi tersangka dalam kasus ini, meminta bantuan kepada Kapolri dan juga Presiden Prabowo Subianto untuk menyelesaikan masalah yang menimpa putrinya. Pardede pun mengaku terus berupaya membela putrinya, sekaligus menyayangkan tindakan dari teman sebayanya yang telah mengirimkan video asusila tersebut kepada putrinya.
"Mohon diperhatikan keadilan hukum bagi anak saya ini yang menerima video porno dari anak seorang Kadin Padangsidimpuan, sehingga anak saya dibuat jadi tersangka. Dia korban pak, umurnya baru menjalani 14 tahun, menerima video porno. Namun, di Polres Padangsidimpuan, dia dibuat menjadi tersangka," kata TS Pardede dalam video yang dilihat, Selasa (12/11/2024).
Kepolisian pun turut menyikapi kasus ini dengan serius. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa penyebaran konten asusila adalah perbuatan yang melanggar hukum dan harus ditindak dengan tegas. Penegakan hukum terhadap kasus ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku penyebaran konten negatif di dunia maya.
Selain itu, peran orang tua juga dinilai sebagai faktor penting dalam pengawasan anak-anak dalam menggunakan teknologi dan internet. Pengawasan yang ketat dan pendidikan mengenai perilaku yang aman dan bertanggung jawab di dunia maya perlu diberikan kepada anak-anak sejak dini. Edukasi mengenai bahaya penyebaran konten negatif dan asusila perlu ditingkatkan, tidak hanya di lingkungan keluarga, tetapi juga di sekolah dan masyarakat.
Kasus ini menjadi cerminan betapa pentingnya pengawasan serta pendampingan orang tua terhadap aktivitas anak-anak di dunia maya. Selain itu, peran pemerintah sebagai pengawas dalam penegakan hukum terhadap kasus-kasus penyebaran konten negatif dan asusila juga sangat diharapkan oleh masyarakat.
Dalam situasi yang semakin berkembang pesat di era digital ini, kesadaran akan bahaya dari penyebaran konten asusila perlu ditingkatkan. Pengawasan dari pihak berwenang, peran aktif orang tua, serta edukasi kepada anak-anak menjadi kunci dalam pencegahan kasus-kasus serupa di masa mendatang. Semua pihak, baik itu pemerintah, kepolisian, maupun masyarakat, perlu bersinergi dalam menanggulangi permasalahan penyebaran konten negatif dan asusila di dunia maya.
Kasus ini menciptakan keprihatinan di tengah masyarakat, sekaligus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengawasan dan pendidikan terhadap anak-anak dalam menggunakan teknologi. Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk terus bersinergi dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif di dunia maya.