Puluhan Siswa SMP-MAN Cianjur Keracunan Usai Santap MBG
Tanggal: 23 Apr 2025 18:32 wib.
Puluhan siswa dari MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur mengalami keracunan massal usai menyantap makanan bergizi gratis (MBG) yang disediakan dalam program bantuan pemerintah pada Senin (21/4/2025). Peristiwa ini mengejutkan banyak pihak dan menjadi perhatian masyarakat luas, khususnya di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kabar mengejutkan tersebut menyebutkan bahwa puluhan siswa mengalami gejala seperti mual, muntah, dan pusing usai menyantap nasi dengan lauk pauk dari paket MBG. Di MAN 1 Cianjur, tercatat sebanyak 55 siswa terdampak, sementara di SMP PGRI 1 Cianjur, 23 siswa menunjukkan gejala serupa. Seluruh siswa yang bergejala langsung dilarikan ke puskesmas dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat.
Menurut keterangan sejumlah siswa MAN 1 Cianjur, gejala keracunan mulai dirasakan sekitar dua setengah jam setelah makan siang. Mereka menyebutkan bahwa lauk ayam suwir yang menjadi bagian dari menu MBG berbau tidak sedap namun tetap dikonsumsi karena tidak ada pilihan lain.
“Tadi lauknya ayam suwir. Teman-teman bilang baunya aneh, kayak basi, tapi karena lapar ya dimakan juga. Beberapa jam kemudian mulai mual dan muntah,” kata salah satu siswa.
Hingga saat ini, belum ada kepastian dari pihak sekolah maupun pemerintah mengenai penyebab pasti keracunan tersebut. Namun, dugaan kuat mengarah pada kualitas makanan yang tidak layak konsumsi atau kelalaian dalam proses penyimpanan dan distribusi.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur telah mengirimkan tim untuk menyelidiki kasus keracunan massal ini. Sampel makanan telah diambil dan tengah diuji di laboratorium untuk mengetahui kandungan zat berbahaya atau adanya kontaminasi bakteri.
“Kami sedang melakukan investigasi menyeluruh. Kami juga tengah memeriksa pihak katering yang memasok makanan tersebut,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Cianjur.
Pihak kepolisian juga turut serta dalam penyelidikan untuk memastikan tidak ada unsur kelalaian atau pelanggaran hukum dalam pengadaan makanan tersebut.
Peristiwa ini memunculkan kekhawatiran di kalangan orang tua murid dan masyarakat luas terhadap pelaksanaan program makanan bergizi gratis (MBG) yang selama ini dianggap bermanfaat. Banyak yang meminta agar pemerintah melakukan evaluasi ketat terhadap kualitas makanan, penyedia jasa katering, serta sistem pengawasan di lapangan.
“Program MBG itu bagus, tapi kalau sampai bikin anak-anak keracunan, tentu harus dievaluasi total. Jangan sampai niat baik jadi bumerang,” ujar Dedi, salah satu orang tua siswa.
Hingga Selasa pagi (22/4/2025), beberapa siswa dilaporkan sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Namun sejumlah siswa lainnya masih dirawat untuk pemantauan lebih lanjut. Pihak sekolah memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan medis yang memadai.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi pelaksanaan program serupa di daerah lain, agar memastikan keamanan dan kualitas makanan yang diberikan kepada pelajar. Publik pun berharap kejadian serupa tidak kembali terulang.