Profesi Desainer Grafis dan Akuntan Diprediksi Akan Hilang Tahun 2030
Tanggal: 28 Jan 2025 23:11 wib.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat membawa dampak besar pada dunia kerja. Beberapa profesi diperkirakan akan hilang atau mengalami perubahan signifikan akibat otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI). Salah satunya adalah profesi desainer grafis dan akuntan yang diprediksi tidak lagi membutuhkan tenaga kerja manusia pada 2030. Hal ini diungkapkan dalam laporan World Economic Forum (WEF) bertajuk Future of Jobs Report 2025.
Desain Grafis: Tergeser oleh Teknologi
Profesi desain grafis, yang selama ini dikenal sebagai bidang kreatif yang membutuhkan sentuhan manusia, diprediksi akan menghilang dalam beberapa tahun ke depan. Penyebab utamanya adalah kemajuan teknologi di bidang perangkat lunak desain. Aplikasi desain seperti Canva, Figma, dan berbagai alat AI berbasis kreatif mempermudah pengguna non-desainer untuk membuat konten visual secara profesional tanpa memerlukan keahlian khusus.
Kemudahan akses terhadap template yang telah dirancang dengan baik membuat banyak perusahaan dan individu beralih ke solusi ini untuk memenuhi kebutuhan desain mereka. Alhasil, permintaan untuk desainer grafis tradisional terus menurun. Bahkan, WEF memprediksi profesi ini tidak lagi relevan pada 2030, terutama di perusahaan kecil dan menengah yang lebih memilih solusi hemat biaya.
Akuntan dan Auditor: Tergeser Otomatisasi
Senada dengan desainer grafis, profesi akuntan dan auditor juga diprediksi mengalami nasib serupa. Kemajuan teknologi dalam perangkat lunak akuntansi seperti QuickBooks, Xero, dan alat berbasis AI lainnya memungkinkan otomatisasi hampir semua proses akuntansi, mulai dari pembukuan hingga pembuatan laporan keuangan.
Otomatisasi ini tidak hanya mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, tetapi juga mengurangi potensi kesalahan manusia. Dengan demikian, perusahaan besar dan kecil semakin bergantung pada perangkat lunak otomatis untuk menjalankan fungsi akuntansi mereka. Dalam laporan WEF, disebutkan bahwa permintaan untuk akuntan dan auditor tradisional akan terus menurun, dengan puncaknya pada 2030.
Teknologi: Tantangan atau Peluang?
Meski prediksi ini memberikan gambaran suram bagi dua profesi tersebut, kemajuan teknologi juga membuka peluang baru bagi mereka yang siap beradaptasi. Misalnya, para desainer grafis dapat memanfaatkan AI untuk menciptakan karya yang lebih kompleks atau unik, yang tidak bisa dihasilkan oleh perangkat lunak biasa.
Di sisi lain, akuntan tradisional dapat mengalihkan fokus mereka pada analisis data atau perencanaan keuangan strategis, di mana keterampilan manusia masih sangat dibutuhkan. Selain itu, akuntan dengan keahlian di bidang sistem informasi keuangan atau implementasi teknologi akuntansi juga diprediksi akan tetap relevan.
Kesiapan Menghadapi Perubahan
Dalam menghadapi perubahan ini, penting bagi pekerja di bidang desain grafis dan akuntansi untuk meningkatkan keterampilan mereka. Pelatihan ulang (reskilling) dan pengembangan keterampilan baru (upskilling) menjadi kunci untuk tetap relevan di era teknologi.
Selain itu, kolaborasi antara manusia dan teknologi diharapkan dapat menciptakan profesi baru yang menggabungkan kecerdasan buatan dengan kreativitas manusia. Dengan demikian, meskipun beberapa profesi mungkin hilang, peluang untuk beradaptasi tetap terbuka bagi mereka yang siap berubah.
Perubahan akibat kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat dihindari. Prediksi hilangnya profesi desainer grafis dan akuntan pada 2030 menunjukkan pentingnya adaptasi dan pembelajaran berkelanjutan di dunia kerja. Bagi para profesional, langkah terbaik adalah melihat perubahan ini sebagai peluang untuk berkembang dan menciptakan nilai baru di tengah dunia yang terus berevolusi.