Sumber foto: Google

Pria di China Ramai-Ramai Resign Kerja dan Pilih Jadi Bapak Rumah Tangga

Tanggal: 12 Okt 2024 18:57 wib.
Fenomena "bapak rumah tangga" atau "ayah penuh waktu" sedang marak terjadi di China, menghadirkan perubahan signifikan terhadap norma sosial yang telah lama terwujud. Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran dan menentang tradisi patriarki yang sudah mengakar. masyarakat China, di mana lebih dari separuh pria setuju untuk menempuh peran baru sebagai bapak rumah tangga.

Pada dekade terakhir, China telah menyaksikan pertumbuhan pesat dalam tren "bapak rumah tangga". Menurut data resmi, lebih dari 60% pria di China telah setuju untuk meninggalkan pekerjaan mereka demi memfokuskan peran sebagai orang tua penuh waktu di rumah. Hal ini menjadi perubahan besar di tengah budaya yang tadinya didominasi norma patriarki yang kental.

Pendiri platform konseling psikologis daring di China, Pan Xingzhi mengatakan, fenomena bapak rumah tangga terjadi bersamaan dengan pengakuan hak dan akses pendidikan tinggi bagi perempuan di Negeri Tirai Bambu itu.

Faktor utama di balik fenomena ini adalah perubahan peran gender dalam masyarakat China. Dengan semakin banyaknya wanita yang sukses dalam karier profesional, banyak pasangan telah sepakat untuk mengubah dinamika keluarga mereka. Banyak dari pria yang lebih menyukai peran sebagai pengasuh di rumah, sementara pasangannya mencari peluang karier yang lebih besar di luar rumah. Hal ini menunjukkan bahwa konsep "bapak rumah tangga" tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang tabu, melainkan menjadi pilihan yang dihargai.

Selain itu, tekanan ekonomi juga menjadi faktor penting dalam fenomena ini. Di tengah persaingan kerja yang semakin ketat, banyak pria merasa terbebani oleh tuntutan pekerjaan yang berat. Dengan mengambil peran sebagai bapak rumah tangga, mereka dapat menemukan keseimbangan antara kehidupan personal dan profesional mereka. Pilihan ini juga memberikan kesempatan bagi pasangan mereka untuk berkembang dalam karier mereka tanpa harus terbebani oleh peran tradisional gender.

Menggeser norma sosial yang sudah mengakar, fenomena "bapak rumah tangga" ini juga menantang tradisi patriarki yang telah lama mengendap di masyarakat China. Seiring dengan hal itu, muncullah perubahan dalam pandangan masyarakat terhadap peran gender. Banyak yang mulai mengakui pentingnya kerja sama dalam membangun keluarga yang sehat dan bahagia, tanpa harus terpaku pada pembagian peran yang kaku.

Tentu saja, perubahan ini tidak terjadi tanpa perlawanan. Masih ada pro kontra yang muncul di masyarakat terkait fenomena ini. Beberapa pihak menganggap bahwa peran pria seharusnya tetap berada di ranah profesional, sementara yang lain menyambut positif adanya perubahan ini sebagai langkah menuju kesetaraan gender yang lebih baik.

Fenomena "bapak rumah tangga" yang marak di China menjadi cermin dari perubahan sosial yang terus berkembang di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa konsep peran gender tidak lagi terpaku pada norma-norma kuno, melainkan fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan pilihan individu. Sepertinya, tren ini pun masih akan terus berkembang dan memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan masyarakat di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved