PM Prancis Dimakzulkan Setelah 91 Hari, Jadi PM dengan Masa Jabatan Tersingkat
Tanggal: 10 Des 2024 10:58 wib.
Perdana Menteri Prancis Michel Barnier mengalami pemakzulan usai menjabat selama 91 hari ketika anggota parlemen mengeluarkan mosi tidak percaya untuknya pada tanggal 4 Desember 2024. Keputusan ini membuat Barnier menjadi pemimpin terpendek di Perancis dengan masa jabatan hanya 91 hari.
Michel Barnier, yang sering dianggap sebagai politisi yang berpengalaman dan dapat diandalkan, harus mencoba memimpin negara dalam situasi yang penuh tekanan selama masa jabatannya yang singkat. Namun, saat wabah COVID-19 dan ketegangan politik terus berlanjut di Perancis, keputusan parlemen untuk mencabut dukungan terhadapnya menunjukkan betapa rapuhnya politik dalam situasi saat ini.
Barnier, yang diangkat sebagai Perdana Menteri pada 5 September 2024 setelah pengunduran diri PM sebelumnya, menyatakan komitmennya untuk menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Namun, sejumlah kebijakan yang diambilnya tidak mendapat dukungan penuh dari anggota parlemen. Kebijakan fiskal yang diusulkannya dan strategi penanganan krisis kesehatan, terutama terkait dengan vaksinasi dan pembatasan sosial, menuai kritik pedas dari berbagai pihak.
Di tengah gejolak politik dan ketegangan dalam negeri, Barnier juga dihadapkan pada tekanan dari lembaga-lembaga Uni Eropa terkait dengan kebijakan perdagangan dan isu-isu migrasi. Kompleksitas tugasnya sebagai Perdana Menteri semakin meningkat dengan berbagai isu yang membutuhkan penyelesaian cepat dan tepat.
Meskipun telah berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, kegagalan Barnier untuk mendapatkan dukungan yang kuat dari parlemen akhirnya mengakhiri masa jabatannya yang baru dimulai. Keputusan mosi tidak percaya tersebut menjadi pukulan telak bagi karir politiknya, namun Barnier menyatakan kesediaannya untuk menerima hasil pemungutan suara dengan sikap yang tenang dan terhormat.
Dengan demikian, peristiwa pemakzulan terhadap Perdana Menteri Prancis Michel Barnier setelah menjabat selama 91 hari menjadi sorotan utama dalam politik Perancis. Keputusan parlemen untuk mencabut dukungan terhadapnya mencerminkan dinamika politik yang rumit dalam upaya mengatasi berbagai tantangan dalam negeri maupun di tingkat internasional.
Apapun alasan di balik pemakzulan ini, langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh pemerintah Perancis menjadi hal yang mendesak untuk dipantau. Siapa pun yang akan menjadi pengganti Barnier akan dihadapkan pada tugas yang tidak mudah, di tengah situasi yang penuh tekanan dan tantangan.
Dengan demikian, PM Prancis dimakzulkan setelah 91 hari menjabat, menjadikannya PM dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah Perancis. Keputusan ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi politik Perancis dan mungkin juga geopolitik di tingkat Eropa dan dunia.
Sebagai informasi terakhir, untuk berita terkini terkait topik ini, perhatikan perkembangan di sumber berita terpercaya dan ikuti analisis dari berbagai pakar untuk pemahaman yang lebih komprehensif.