Sumber foto: Google

Pengamat: Mitra MBG Wajib Beli dari UMKM Dorong Perekonomian Lokal

Tanggal: 26 Apr 2025 15:28 wib.
Tampang.com | Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintah untuk 82,9 juta anak Indonesia mendapat sorotan positif dari berbagai pihak, termasuk para pengamat kebijakan publik. Salah satunya adalah Direktur Indonesia Political Review, Iwan Setiawan, yang menilai program ini memiliki potensi besar dalam memperkuat perekonomian lokal apabila dilaksanakan dengan strategi yang tepat.

Iwan menegaskan bahwa pemerintah harus mewajibkan para mitra pelaksana MBG membeli bahan baku dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya petani, peternak, dan nelayan lokal. Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya akan memastikan ketersediaan bahan makanan yang segar dan berkualitas, tetapi juga akan menciptakan pasar baru bagi produk lokal yang selama ini sulit bersaing dengan barang impor atau industri besar.

“Bayangkan jika setiap porsi makan bergizi yang diberikan kepada anak-anak diambil dari hasil pertanian, peternakan, dan perikanan lokal. Ini akan menciptakan efek ganda (multiplier effect) yang luar biasa bagi ekonomi desa dan UMKM kita,” ujar Iwan dalam diskusi publik yang digelar di Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Menurut Iwan, ketika permintaan terhadap bahan pangan lokal meningkat secara masif dan konsisten, maka UMKM akan terdorong untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk mereka. Hal ini secara langsung akan membuka lapangan kerja baru di sektor hulu dan hilir serta mengurangi ketimpangan ekonomi antara kota dan desa.

Selain aspek penyediaan bahan baku, Iwan juga menyoroti pentingnya memperkuat ekosistem pembiayaan program MBG agar tidak sepenuhnya membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia menyarankan agar pemerintah mulai mengeksplorasi skema pendanaan alternatif, seperti kerja sama bilateral dengan negara sahabat dan pendanaan multilateral dari lembaga internasional yang fokus pada ketahanan pangan, pendidikan, dan gizi anak.

“Negara seperti Jepang, Jerman, atau lembaga seperti UNICEF dan World Bank bisa menjadi mitra strategis dalam mendukung pendanaan program MBG. Selain itu, pendekatan public-private partnership (PPP) juga bisa dimanfaatkan agar sektor swasta ikut berkontribusi,” tambahnya.

Program MBG sendiri merupakan bagian dari janji politik Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pemberian makanan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah, santri, hingga ibu hamil dan balita. Tujuannya adalah untuk memperbaiki gizi generasi muda, menekan angka stunting, serta meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Dengan melibatkan UMKM sebagai pemasok utama dan mendorong pendanaan inovatif, Iwan yakin MBG bisa menjadi tonggak penting pembangunan ekonomi nasional berbasis rakyat kecil.

“Kalau kita jalankan dengan benar, MBG ini bukan sekadar program makan gratis, tapi strategi pembangunan yang menyentuh akar rumput dan memberi harapan nyata bagi ekonomi lokal,” tutup Iwan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved