Sumber foto: iStock

Penelitian Menunjukkan Saat Matahari Akan Mati dan Dampaknya Terhadap Bumi dan Tata Surya

Tanggal: 6 Jul 2024 15:12 wib.
Jika Anda pernah merasa khawatir dengan kemungkinan kapan matahari akan mati, jangan terlalu cemas karena momen tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Menurut penelitian terbaru, matahari masih memiliki sekitar 5 miliar tahun lagi sebelum mencapai akhir dari siklus hidupnya. Namun, tidak ada salahnya untuk memahami secara lebih mendalam tentang proses tersebut dan bagaimana itu dapat berdampak pada Bumi dan tata surya.

Matahari, sebagai bintang, memberikan energi yang vital bagi kehidupan di Bumi. Tanpanya, kehidupan seperti yang kita kenal tidak akan mungkin ada. Namun, setiap bintang, termasuk matahari, memiliki batas waktu hidupnya dan pada suatu saat akan mati.

Menurut para peneliti dari Space, matahari menggunakan proses fusi nuklir sebagai sumber energi, dan diprediksi masih akan memiliki sisa bahan bakar untuk sekitar 5 miliar tahun ke depan. Setelah itu, matahari akan mulai mengalami fase terakhir dalam hidupnya.

Pertanyaan yang muncul adalah kapan sebenarnya matahari akan mati? Prediksi menunjukkan bahwa sekitar 5 miliar tahun lagi, matahari akan mulai menuju akhir hidupnya ketika pasokan hidrogen sebagai bahan bakar utama mulai menipis.

Namun, apa yang akan terjadi saat matahari mencapai akhir hidupnya? Menurut fisikawan, Frederick Bruhweiler menjelaskan bahwa matahari akan mengalami transformasi menjadi bintang katai putih. Sebagai bintang katai putih, matahari akan mengalami proses pendinginan dan redup secara perlahan.

Meskipun matahari memiliki ukuran yang jauh lebih besar daripada Bumi, saat menjadi bintang katai putih, ukurannya hampir sama dengan planet kita. Keadaan materi yang sangat padat yang disebut materi yang mengalami degenerasi elektron akan mendominasi bagi bintang jenis ini.

Selain itu, inti matahari akan terutama terdiri dari karbon dan oksigen yang merupakan hasil dari proses pembakaran helium. Lapisan luar akan terdiri dari helium dan hidrogen yang tidak terbakar, meskipun beberapa bintang katai putih mungkin tidak memiliki lapisan hidrogen luar.

Namun, bagaimana dengan dampaknya terhadap Bumi? Pada saat matahari mencapai fase raksasa merah, yang akan terjadi dalam kurun waktu 5 miliar tahun ke depan, diperkirakan ukuran matahari akan membesar lebih dari 200 kali lipat dari ukuran semula.

Hal ini akan memaksa matahari untuk menelan Bumi, menyebabkan hilangnya planet kita di tengah perubahan fase matahari. Sehingga, secara teoritis diperkirakan bahwa Bumi akan tenggelam oleh matahari saat itu. Namun, bukan hanya itu saja, seiring dengan perubahan fasa matahari, produksi energi akan meningkat secara drastis dan memaksa bintang tersebut untuk mengembang.

Pada fase selanjutnya, ketika matahari mencapai ujung AGB [cabang raksasa asimtotik], akan dimulainya pembakaran helium. Setiap pembakaran helium akan menyebabkan matahari mengalami kehilangan massa yang signifikan.

Selain itu, saat ini pun matahari telah kehilangan massa sepanjang hidupnya. Kehilangan massa yang rendah saat ini tercermin dari proses angin matahari yang berlangsung, yang ternyata juga menyebabkan Bumi kehilangan sebagian airnya. Interaksi dengan medan radiasi UV dan partikel dalam angin matahari telah mempercepat proses pelepasan air di atmosfer Bumi.

Jika Bumi bertahan setelah fase perubahan matahari, Bumi akan mengalami perubahan drastis seperti kehilangan sebagian besar airnya dalam satu miliar tahun ke depan, dan akan menjadi layaknya Mars.

Namun, tidak hanya Bumi yang akan terdampak, planet-planet lain di tata surya pun akan mengalami konsekuensi saat matahari mencapai akhir hidupnya. Planet gas raksasa di tata surya bagian luar juga diprediksi akan kehilangan lapisan atmosfer eksternalnya akibat hilangnya massa yang meningkat pada fase-fase akhir evolusi matahari.

Namun, ketika matahari akhirnya mati, material yang dikeluarkannya nantinya akan memperkaya medium antarbintang dengan unsur-unsur berat yang dihasilkan dari proses pembakaran hidrogen dan helium. Hal ini kemudian dapat membentuk awan padat yang pada akhirnya akan runtuh membentuk generasi bintangberikutnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved