Pemkot Bandung Tak Akan Angkut Sampah Warga Bila Tak Dipilah
Tanggal: 30 Okt 2024 11:09 wib.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mulai menerapkan slogan ‘Tidak Dipilah Tidak Diangkut’ pada sampah yang dibuang masyarakat, dalam mengurangi ritase pengiriman sampah ke TPA Sarimukti yang hampir overload. Pengurangan ritase ini dari 172 menjadi 140 rit per hari.
Pemkot Bandung memutuskan untuk mengambil langkah tegas dalam mengatasi masalah sampah yang semakin meresahkan. Dengan menerapkan slogan ‘Tidak Dipilah Tidak Diangkut’, pemerintah berharap masyarakat dapat ikut berperan aktif dalam mengelola sampah yang dihasilkan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti yang hampir overload.
Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara mengingatkan seluruh lapisan masyarakat Kota Bandung akan pentingnya pengolahan sampah di hulu. Ia juga mengajak seluruh masyarakat berkaca pada suksesnya 383 RW di Kota Bandung menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS).
Dengan penerapan slogan tersebut, masyarakat diharapkan untuk memilah sampah yang dihasilkan menjadi sampah organik dan non-organik. Sampah organik dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk kompos, sementara sampah non-organik dapat didaur ulang atau dijual ke pihak-pihak yang membutuhkan. Dengan demikian, jumlah sampah yang dibuang ke TPA akan berkurang secara signifikan.
Seiring dengan penerapan slogan ‘Tidak Dipilah Tidak Diangkut’, Pemkot Bandung juga mengingatkan masyarakat untuk mematuhi aturan-aturan terkait dengan pengelolaan sampah. Hal ini termasuk dalam hal penggunaan tiga kotak sampah yang berbeda untuk memisahkan sampah organik, non-organik, dan bahan berbahaya. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih disiplin dalam memilah sampah yang dihasilkan sehingga memudahkan proses pengelolaan sampah oleh pihak terkait.
Dampak dari penerapan langkah ini juga terlihat dalam pengurangan ritase pengiriman sampah ke TPA Sarimukti. Sebelumnya, ritase pengiriman sampah mencapai 172 rit per hari, namun dengan penerapan slogan ‘Tidak Dipilah Tidak Diangkut’, ritase tersebut berhasil dikurangi menjadi 140 rit per hari. Hal ini menunjukkan adanya penurunan jumlah sampah yang dibuang ke TPA, dan tentu saja merupakan kabar baik dalam upaya mengurangi beban TPA yang hampir overload.
Meskipun langkah ini diambil sebagai upaya mendesak dalam mengatasi masalah sampah, Pemkot Bandung juga berharap dukungan penuh dari masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat memahami pentingnya memilah sampah dan mematuhi aturan-aturan terkait pengelolaan sampah. Selain itu, Pemkot Bandung juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pengelolaan sampah kepada masyarakat agar kesadaran akan pentingnya memilah sampah dapat menjadi budaya yang diterapkan secara luas.
Dengan segala upaya yang dilakukan, Pemkot Bandung berharap bahwa permasalahan mengenai sampah di kota ini dapat segera teratasi. Dan tentu saja, dukungan penuh dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Penerapan slogan ‘Tidak Dipilah Tidak Diangkut’ tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab bersama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Semoga dengan langkah ini, keadaan TPA Sarimukti yang hampir overload dapat teratasi, dan kota Bandung dapat terus menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Dengan demikian, langkah ini tidak hanya memberikan dampak positif dalam pengelolaan sampah, namun juga akan memberikan dampak positif dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan bagi generasi yang akan datang.