Panglima TNI Buka Peluang Penyandang Disabilitas Jadi Tentara
Tanggal: 3 Feb 2025 22:07 wib.
Tampang.com | Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal TNI Agus Subiyanto, mengungkapkan rencana besar untuk membuka kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk bergabung menjadi anggota TNI. Pernyataan ini mencuat dalam sebuah konferensi pers yang disampaikan pada Senin (2/2/2025). Rencana ini bertujuan untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi masyarakat, tanpa memandang latar belakang fisik, untuk berkontribusi dalam membela negara.
Pernyataan Jenderal Agus Subiyanto menjadi angin segar bagi para penyandang disabilitas di Indonesia. Menurutnya, TNI berencana untuk membuka kesempatan perekrutan bagi penyandang disabilitas, yang selama ini mungkin terpinggirkan dari peluang bergabung dengan angkatan bersenjata. Dengan kebijakan ini, TNI berusaha mengubah pandangan bahwa kesulitan fisik bisa menjadi penghalang untuk berkontribusi pada negara.
"Tentu ini akan membuka peluang bagi siapa saja, termasuk penyandang disabilitas, untuk menjadi bagian dari TNI. Kami percaya bahwa setiap individu memiliki potensi untuk memberikan yang terbaik dalam berbagai peran," ujar Jenderal Agus Subiyanto.
Namun, Agus juga menegaskan bahwa rencana ini masih dalam tahap kajian mendalam. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tugas yang diberikan kepada penyandang disabilitas sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan yang ada. Tentu saja, peran mereka tidak akan di lapangan atau dalam tugas yang memerlukan fisik yang prima, melainkan di bidang-bidang yang lebih fokus pada keahlian tertentu.
Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Irjen Pol Dedi Prasetyo, turut memberikan penjelasan terkait posisi yang akan diisi oleh penyandang disabilitas dalam struktur TNI. Ia menyebutkan bahwa mereka yang diterima akan ditempatkan di jabatan yang lebih mengutamakan keahlian teknis dan non-lapangan, seperti Teknologi Informatika (TI), siber, keuangan, perencanaan, dan administrasi.
"Jabatan ini diharapkan dapat menampung potensi dari penyandang disabilitas dalam bidang yang lebih teknis dan administratif, yang tidak mengharuskan mereka untuk berhadapan langsung dengan medan pertempuran," tambah Irjen Dedi Prasetyo.
Inisiatif ini, menurut Dedi, bertujuan untuk menumbuhkan inklusivitas dalam tubuh TNI serta mengakomodasi beragam bakat dan kemampuan dari setiap warga negara Indonesia. Dengan cara ini, TNI berharap dapat memberikan ruang bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam tugas-tugas penting negara tanpa terhalang oleh keterbatasan fisik mereka.
Tentu saja, setiap perubahan kebijakan dalam rekrutmen ini akan diikuti dengan proses seleksi yang lebih teliti dan sistematis. Penyandang disabilitas yang ingin bergabung dengan TNI akan mengikuti proses seleksi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Proses tersebut akan melibatkan evaluasi mendalam untuk menilai kesesuaian keterampilan dan potensi mereka dengan jabatan yang tersedia.
Selain itu, TNI juga berkomitmen untuk memberikan pembinaan khusus bagi calon anggota penyandang disabilitas, baik dalam hal pelatihan teknis maupun adaptasi tugas. Ini bertujuan agar mereka dapat bekerja secara maksimal dan memiliki kontribusi nyata dalam mendukung tugas-tugas TNI.
Keputusan ini mencerminkan semangat inklusivitas dan kesetaraan yang tengah diupayakan oleh TNI. Dengan membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas, TNI berharap dapat memberikan contoh bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, dapat berperan dalam pembangunan bangsa. Selain itu, langkah ini juga menjadi bukti bahwa TNI semakin progresif dalam memandang potensi setiap individu, tanpa membatasi mereka hanya berdasarkan kemampuan fisik semata.
Meskipun masih dalam tahap kajian, rencana ini sudah mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, terutama para aktivis hak asasi manusia dan penyandang disabilitas. Mereka berharap kebijakan ini dapat segera direalisasikan, sehingga semakin banyak penyandang disabilitas yang dapat berpartisipasi dalam kehidupan publik, termasuk dalam tugas-tugas mulia di TNI.